Berteman Dengan Siapapun

Kantor meme

Manusia itu ditakdirkan hidup bersosial. Makanya yang namanya media sosial berkembang dengan pesat dan luar biasa. Jika dihitung-hitung berapa juga atau berapa milyar manusia pengguna, Facebook, Instagram, WhatsApp, Twitter. Semuanya laris, semuanya banyak peminat. Padahal hampir semua fungsinya adalah sama. Untuk bersosial.

Dari jiwa-jiwa sosial manusia ini satu dengan yang lainnya terkoneksi. Dari yang tidak kenal menjadi kenal. Meskipun beberapa diantaranya ada kalangan-kalangan eksklusif dalam berintraksi. Hanya memilih dari golongannya saja, hanya bertegur sapa dengan yang satu level status sosialnya saja. .
Begitulah manusia. Tidak bisa kita pungkiri. Bahkan diantara kita, dalam lingkaran pertemanan kita ada yang begitu. Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang anti sosial.
.
.
Terlebih lagi berteman dengan cara ketika nyaman dengan satu orang, kita lupa dengan teman yang mungkin setiap harinya lebih banyak bersama kita. Lebih banyak menolong kita dalam hal apapun. Karena kenyamanan manusia itu ada batas-batasnya. Jangan sampai kenyamanan kepada seseorang itu membuat lupa diri siapa teman-teman yang ada disekeliling kita. .
.
Masih ingat perkenalan malam yang mencekam di terminal Kuala Lumpur. Ketika baru saja melabuhkan badan di sebuah kursi. Kulayangnkan senyuman kepada gadis berkacamata bulat, memakai masker, sehingga tidak terlihat wajahnya. Setelah beberapa menit  gadis itu bertanya kepadaku karena sebelumnya dia terlihat ketakutan.

"Akak numpang tanya. Akak nak pegi mana ye?"

"Nak pegi Ipoh" jawabku. Sambil aku lihat jam di tangan sudah hampir menunjukkan jam 11 malam. Tiket ke Ipoh rasanya sudah sold-out semua.

 "Akak boleh tolong saya tak? Saya juga nak gi Ipoh. Tapi, saya kehabisan tiket" pintanya mengiba

"Hmmm boleh tolong apa ye?" Tanyaku padanya "Kalau akak tak dapat tiket juga, bolehkah saya nak ikut akak. Saya tak berani sorang-sorang kat station bas ini. Saya collage kat UIA kak tapi saya tak pernah pulang macam ni nak balek asrama saya pun tak reti nak naik apa da malam sangat"

Berawal dari malam itu hingga hari ini pertemanan itu berlanjut bahkan ibu dan bapaknya sudah seperti orangtua angkat

Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »