TKI Itu Aku





"Gantunglah cita-cita mu setinggi langit. Tidak ada cita-cita yang terlalu tinggi yang ada hanya usaha yang tidak setinggi cita-cita" (Rangga Umara)

Semua orang di dunia ini pasti memiliki cita-cita yang bagus. Dari TK sudah di ajar tentang cita-cita. Waktu TK bercita-cita pengen jadi dokter, naik kelas 1 SD pengen jadi polisi, naik kelas 2 SD pengen jadi ini dan itu. Tidak ada yang salah dengan semua itu. karena cita - cita atau impian itu sememangny harus di bangun dari kecil agar bisa di wujudkan dikemudian hari. Begitu juga dengan aku yang punya cita-cita tak jauh beda dengan anak TK dan SD bahkan orang dewasa yang punya impian dan cita-cita. Tapi, takdir Allah berkata lain atau Allah sedang menguji seberapa besar usahaku untuk mencapai impian itu sehingga aku harus berangkat menjadi TKI. Dan TKI itu bukan cita-cita, tetapi jalan ini bisa mewujudkam cita-cita!!!. 

Istana SEND-3 
Maret telah tiba dengan penuh kehangatan cinta, kemesraan, kasih sayang di tengah keluarga kecil sederhana yang telah lama menanti cahaya matanya hadir kedunia. Setelah dua tahun penantian akhirnya cahaya mata itu lahir di bulan maret ini. Alangkah bahagianya pasutri itu karena mendapat hadiah yang luar biasa. Tepat 11 maret 1990 di Tebing Tinggi-Sumut, lahirlah permata hati pasutri tersebut dan diberi nama Dewi Mariyana, bagi mereka itu adalah doa dan kado terindah untuk mereka. Dua tahun berlalu Dewi kecil lagi imut-imutnya Sudah dikasih hadiah adik laki-laki yang handsome, mata sipit, kulit putih, bibir merah, rambut Hiram lebat Dan lelaki kecil itu diberi nama Dedy Setiawan. Tapi, si mbah Yang tinggal bersama kami memanggil Dedy kecil dengan panggilan acong. Begitu juga dalam kurun dua tahun, saat itu aku berusia 4tahun Dan Dedy adiku usia 2 tahun lahir lah adik kami yang paling bontot (kecil) seorang bayi perempuan mungil Dan diberi nama Desi Erlisa. Di tahun 1994 lengkaplah penghuni Istana SEND-3 yang merupakan singakatan Dari nama ayah,ibu Dan anak-ank nya. Istana kesederhanaan yang dibangun dengan kesederhanaan para penghuninya. Karena "Ada kekuatan dibalik kesederhanaan." 

TKI Itu Aku 
Tak ada orang tua yang menginginkan anaknya bekerja sebagai TKI. Apalagi TKI nilai tki Di mata masyarat sangat buruk. Orang tua ku juga sama seperti orang tua pada umumnya, menginginkan Aku mendapat pendidikan tinggi Dan nantinya bisa mendapat pekerjaan Yang bagus. Sehabis SMA semua jalur sleksi masuk perguruan tinggi aku ikuti. Tapi sayang tak satupun Yang meloloskan diriku. Jalur undangan tanpa tes sudah terlanjur Aku ikhlaskan untuk tidak mengikutinya Karena orang tua ku tidak ingin aku sekolah jauh Dari mereka. 

Hingga sampai pada satu hari aku harus menaftar Di perguruan tinggi swasta Di kota Medan Di fakultas psikolog. Bapak setuju saja dengan kampus pilihanku. Meskipun pada akhirnya sebelum kelas Di mulai Aku sudah mengambil keputusan yang kata orang itu keputusan "Gila". Dibalik keputisan Gila itu masih ku simpan asa "Aku tetap harus kuliah."

Aku memulai karir menjadi tki (ecieee karir konon) dari akhir 2008. Ntah lah itu sebuah keputusan terbaik menurutku saat itu. Bekerja sebagai operator produksi Di perusahaan semiconductor terbesar Di kawasan Ipoh Perak Malaysia. Tetapi, lagi-lagi keberuntungan tidak menyebelahiku.
Krisis global datang menghadang. Perusahaan tempatku bekerja juga kena dampak dari Krisis global, para pekerja banyan yang dirumahkan tanpa gaji. Termasuklah Aku Di dalamnya. Sebagai anak baru yang masih unyu-unyu, pertama kali kerja sok-sok an menjadi TKI jauh Dari orang tua. Rasanya ngenes sekali, gaji Yang saat itu akaibat krisis global tidak cukup untuk makan. Hingga akhirnya Aku harus mencari kerja tambahan measkuipun harus bekerja sebagai tukang cuci piring di rumah makan mamak (India Muslim).

Dua tahun berlalu, Krisis global mulai benghilang. Hingga akhirnya Perusahaan kembali normal Meskipun belum sepenuhnya. Setiap gaji yang ku dapat sudah lebih lumayan dari sebelumnya. Sedikit demi Sedikit aku sisihkan karena masih ada rasa ingin melanjutkan kuliah. Hingga pada akhirnya Allah memberikan jalan. Untuk aku bisa kuliah sambil bekerja Dan mendapat beasiswa 2smester berturut-turut . Dan Allah memberi kejutan untuk Aku bisa hertemu dan belajar Dari para guru-guru luar biasa. 

Hobi sebenernya bukan Hobi juga hanya sekedar kebiasaan menulis buku harian akhirnya ketagihan. Sehingga tak kurang jalan Allah memberi kesempatan untuk aku belajar oleh penulis-penulis senior Indonesia, seperti mas Agus M Irkham, Gol A Gong, Pipiet Senja, Syed Alwi Alatas, Dan masih ada beberapa orang lagi. Itu sebuah hadiah kenapa Allah menakdirkanku menjadi TKI. Jika tidak menjadi TKI mungkin Aku belum pernah bisa untuk belajar Dari mereka. Dan akhirnya Aku bergabung Di berbagai organisasi pendidikan Dan saat ini Aku juga menjabat sebagai pengurus persatuan pelajar Indonesia semalaysia Di jabatan dept.komunikasi Dan informasi, aku juga bwrgabung Di komunitas TKI, Dan saat ini juga bergabung bersama TKI Di berbagai negara untuk mendirikan perpustakaan Di verbagai daerah Di Indonesia. 

Hadiah dari belajar menulis akhirnya aku punya 3 buku antologi. Meskipun masih antologi itu yang buat Aku lebih semangat menulis. 

  1. Seronok negeri jiran, Dewie Dean,dkk
  2. Babu backpacker, Aisy Laztaty,dkk
  3. Jejak-jejak mas gagah, Pipiet Senja,dkk (buku untuk dukungan film ketika mas Gagah pergi)
Usaha ini bukan untuk cari ketenaran, melainkan ini Usaha mengubah stigma negatif masyarakat terhadap TKI. Dan aku ingin menjadi TKI yang dinilai masyarakat dari sudut pandang Yang berbeda.

Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

25 Comments

  1. Kereeen perjuangan anak unyu ini. Semoga selalu dalam lindungan allah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... trimksh doa nya,aa. Ajarin editing naskah Dan tolong koreksi tanda baca,huruf kapital dll

      Hapus
  2. Keeeerreeeenn... yang sebentar lagi mau ulang tahun.. hehe.. Semoga tercapai cita-citanya ya ka Awie.. ^___^ aamiin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, hihi jd ktahuan tuanya ya kan kak

      Hapus
  3. Keeeerreeeenn... yang sebentar lagi mau ulang tahun.. hehe.. Semoga tercapai cita-citanya ya ka Awie.. ^___^ aamiin...

    BalasHapus
  4. Karir kita sama ka.

    Hiks, Ka Awie, serasa menemukan saudara disini
    Big Hug Ka, salam ukhuwah 😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Peluk mba desi semoga kita bisa kopdaran yaaaa 😀

      Hapus
  5. Karir kita sama ka.

    Hiks, Ka Awie, serasa menemukan saudara disini
    Big Hug Ka, salam ukhuwah 😍

    BalasHapus
  6. Wow, keren ka Awie (ikutan yang lain manggilnya)
    TKI bukanlah suatu stigma negatif, ka Awie membuktikan itu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kak khikma semoga usaha kcl ini bisa mngurangi stigma negatif masyarakat. Hihi Awie itu pnggilan sayang

      Hapus
  7. Keren kaa.. semoga selalu dlm lindungan Nya..

    BalasHapus
  8. Keren, TKI itu bukan hal yg memalukan kok.
    Sayangnya banyak penggunaan huruf besar yg kurang pas di tulisannya, maaf ya...

    BalasHapus
  9. Keren, TKI itu bukan hal yg memalukan kok.
    Sayangnya banyak penggunaan huruf besar yg kurang pas di tulisannya, maaf ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih mba koreksinya. Nulis pake hape banyak typo nya. Nnti insya Allah Di perbaiki

      Hapus
    2. Terimakasih mba koreksinya. Nulis pake hape banyak typo nya. Nnti insya Allah Di perbaiki

      Hapus
  10. Waaahh tadinya aku juga mau jadi TKI loh ka Awie(ikut2n), ke Malaysia juga.. tapi akhirnya gak jadi karna dilarang pakde..*curcol😁😁😁

    BalasHapus
  11. Keren.

    Perjuangan yang luar biasa menghasilkan pribadi yang luar biasa pula.

    Semangat'^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kak fika juga keren tulisannya. Aku suk

      Hapus
    2. Kak fika juga keren tulisannya. Aku suk

      Hapus
  12. ruarrr biasa, mirip film nya siapa itu,, merry, yang juga jadi tki tapi sukses,, semoga sukses selalu mba..

    BalasHapus
  13. Hebat. Menambah semangat dan motivasi kita semua perjalanan hidupnya Mba.

    BalasHapus