Asap Masih Mengepung Malaysia


Kabut asap di area pinu tol gombak-Kuala Lumpur 
Sudah sebulanan kebakaran hutan di Riau terjadi. Tetapi, asap dari kebakaran hutan belum juga hilang, malah semakin merebak ke negeri seberang. Belum selesai kebakaran hutan di Riau malah menyusul pula kebakaran hutan di Kalimantan. Kebakaran hutan ini salah siapa?apakah ini tanda Allah SWT telah murka?. Jika saling menyalahkan, pastinya tidak ada yang mahu disalahkan. Atau ini memang benar murka Allah. Bukan, ini bukan murka Allah SWT. Terus ini ulah siapa dong? ini ulah manusia serakah yang tidak bertanggung jawab, ulah manusia tangan-tangan perusak alam untuk kepentingan pribadi dan golongan.

Sebulanan lebih masyarakat riau menghirup udara yang tercemar asap. Udara yang sangat-sangat tidak sehat untuk diri mereka. Bahkan sampai merenggut nyawa mereka, sudah banyak korban meninggal karena sesak napas. Bisa dibayangkan menghirup udara yang terkontaminasi asap dengan kepekatan yang benar-benar tidak sehat. Meskipun upaya pemadaman api telah dijalankan, tetapi titik api masih tetap bermunculan sehingga asap masih terus mengangkasa hingga negara tetangga.

Bisa dibayangkan bagaimana saudara saya di Kalimantan dan Riau. Beraktifitas ditengah pekatnya asap, dengan jarak pandang yang sangat dekat. Sehingga susah membedakan antara pagi dan senja. Anak-anak kecil dan orang tua harus memakai masker sebagai penyaring udara sebelum masuk kehidung mereka. Sangat tersiksa rasanya, untuk bernapas juga susah. Sehingga paru-paru mereka yang harusnya di isi dengan udara bersih dan segar kini tidak dapat merasakan segarnya udara seperti sebelum kebakaran hutan.

Negara-negara tetangga seperti Malaysia juga mendapat kiriman asap dari Riau dan Kalimantan. Asap yang memasuki belum seberapa jika di bandingkan dengan Riau dan Kalimantan. Tetapi, sudah buat susah bernapas, membuat mata pedih, sakit tenggorokan dan bahkan bahkan pemerintah Malaysia menutup sekolah dibeberapa wilayah yang indeks kepekatannya sudah menunjukan bacaan tidak sehat. Dan pemerintah Malaysia juga telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi asap di negaranya dengan membuat hujan buatan, serta sholat hajat berjamaah untuk mengurangi asap di negaranya, Riau dan Kalimantan.

Kabut asap wilayah Ipoh Perak-Malaysia

Selama ini jika, mendengar berita Indonesia dan Malaysia banyak yang sedikit sinis. Jadi, pandangan-pandangan sinis selama ini mari kita lunturkan. Rasa ego didada kita masing-masing kita ketepikan. Karena masalah seperti ini tidak butuh kekuatan ego tetapi saling peduli satu sama lain yang harus dikuatkan. 

Dan bencana kebakaran ini juga termasuk bencana nasional. Sehingga pemerintah harus peka terhadap bencana yang seperti ini agar nantinya tidak terulang kembali. Dan ini juga menuntut sikap pemeribntah untuk menjalankan hukum kepada oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang membakar hutan. Hukum yang adil tidak pandang buluh, hukum yang tidak runcing ke bawah dan tumpul di atasnya. Jadi, untuk setahun pemerintahan bapak Jokowi yang bertepatan 20 oktober 2015 maka tunjukan janji-janji kampanye bapak yang menyatakan "tidak akan ada lagi kebakaran hutan di tahun berikutnya". Semoga janji kampanye itu dapat dilaksanakan, pak!!.

Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

2 Comments

  1. Duh makin berlarrut ya masalah kabut asap.... smg Allah mengakhiri bencana ini...aamiinn

    BalasHapus
  2. aamiin, kita berdoa untuk kebaikan Indonesia. trimksh mba sdh mampir di blog saya

    BalasHapus