By: April cahaya |
Semenjak mendengar hasil curhatan dengan psikolog itu, Della merenungi dirinya sendiri. Mulai benci dengan keadaan dirinya. Beribu pertanyaan singgah dalam pikirannya. Della mulai menjadi pendiam. Untuk berbagi cerita ke keluarga juga tidak mungkin apalagi teman. Akhirnya Della memilih diam.
Rasa cinta terhadap Mei tak pernah diungkapkannya. Terlalu frontal rasanya jika mengungkapkannya. Diam lebih baik!. Meskipun menahan cinta yang tak terungkap rasanya sakit, terlebih lagi orang yang dicintai ada di depan mata.
"Ia merusak hidupku. Ia merampas kebahagiaanku," kepalan jari-jarinya memukul bantal.
Tiba-tiba Dello mengetuk pintu. "Del, kamu ngapain? yuk latihan tekwondo. Cepatan, aku tunggu di depan."
"Iya, El. Aku lagi siap-siap pakai sepatu." Teriak Della dari kamarnya.
"Cepatan. Sudah hampir terlambat kita."
Sepanjang perjalanan menuju tempat latihan tekwondo Della hanya diam.
Berdiam diri adalah cara terbaik bagi Della. Diam dan lebih mendekatkan diri pada Allah. Della mengutuk tentang penyakit same sex attraction yang dideritanya saat ini.
hmmmm..........
BalasHapusMb kifa.... komentarnya dong
BalasHapusPenasaran mb bgmn Della mengatasi semuanya
BalasHapusTunggu di cerita selanjutnya ya mba wid 😀
BalasHapusAllah sayang Della...
BalasHapusAwas nek kelamaan episodenya, ngancam, hhaa
Hahaha ikutin smpai titik penghabisan
BalasHapusDibawah covernya ada namaku... uyeeeyy.. hahaha
BalasHapusAku ikutan galau sperti Della..
Dibawah covernya ada namaku... uyeeeyy.. hahaha
BalasHapusAku ikutan galau sperti Della..
Weh...
BalasHapusMemang pelangi menyimbolkan hubungan terlarang hehe
BalasHapusKata 'Berdiam' kayak ada yang kurang mba. kalau 'berdiam diri' rasanya baru pas.
BalasHapusPenasaran nunggu lanjutannya
Pelangi... engkau pelangi...
BalasHapusPart 2 pov nya ganti yah? Kalo gak salah... ah luar biasa. Aku blm bisa membuat kisah seberat ini.
BalasHapus