Memasuki masa kuliah Della merasa lega. Karena bakal nggak ketemu lagi dengan Mei. Tapi, jauh di lubuk hati paling dalam Della masih menyimpan rasa terhadapnya. Inilah yang membuat Della semakin tertekan.
Della sangat mudah bergaul dengan anak laki-laki, teman-teman Dello. Sebenarnya itu hanya kamuflase agar dia terlihat normal seperti wanita lainnya. Hingga akhirnya Della bener sadar bahwa seperti itu membuatnya bertmbah sakit dan ia ingin menjadi perempuan yang hidup straight.
Dunia kuliah yang mulai sibuk sedikit membuat Della lupa akan Mei. Segala organisasi kampus ia ikuti. Mulai dari organisasi BEM hingga organisasi keagamaan. Dan hobi menulis semakin di dalaminya. Tulisan-tulisan di blog yang dituliskan Della, merupakan cerita kehidupannya yang sengaja disamarkan. Karena tempat curhat paling nyaman adalah menuliskan di blog apa yang di rasakannya. Tak peduli ada yang membaca atau tidak. Baginya menuangkan segala perasaan yang dirasakan adalah therapy untuk mengurangi tekanan jiwanya.
Sampai pada satu masa. Della berjumpa dengan Ages, seorang psikolog dalam sebuah acara organisasi kampus. Dari pertemuan itu mereka semakin akrab meskipun tidak satu kampus dan lain jenjang. Karena sudah seperti kawan dekat Della mendatangi Ages, menceritakan tentang penyakit yang dideritanya. Usaha Della untuk sembuh sangat kuat. Ages menerima Della seperti sahabatnya. Dengan tangan terbuka Ages mendengar curhatan-curhatan Della. Sebelum Della menceritakan semua, Ages memasang kaset perekam.
"Aku bukan lesbi. Ini hanya penyakit. Aku benci dengan keadaan ini," ungkap Della. Sambil menahan isak tangis. Dan Ages berusaha menenangkannya.
"Lanjutkan ceritanya dan bawa bertenang."
Della pun mengatur duduknya dan meneguk segelas air.
"Keluargaku tidak ada yang tau akan penyakitku. Bahkan Dello saudara kembarku juga tidak mengetahuinya."
"Apa alasan kamu tidak memberitahukan kepada keluarga tentang penyakitmu?" tanya Ages.
"Aku takut".
"Takut?".
"Iya, aku takut! keluargaku tidak bisa menerima pengakuanku bahwa aku menderita same sex attraction. Terlebih ketakutanku ketika Mama dan Papa ingin menjodohkanku dengan anak teman bisnisnya."
Della dan Dello adalah harapan orang tua nya untuk menjadi ahli waris keluarganya. Karena mereka berdua merupakan cucu eyang yang mewariskan kekayaan kepada orang tua mereka.
Sebuah kerajaan bisnis ekpor-inpor yang dikendalikan Papanya berkembang begitu pesat. Tetapi, Della dan Dello tidak pernah punya bakat untuk menjadi pembisnis seperti kedua orang tuanya. Sehingga saat masuk dalam dunia kampus Della lebih memilih fakultas sastra di Universitas Negeri Jakarta dan Dello memilih fakultas teknik di ITB.
Tak terasa setengah kaset telah penuh.
"Sepertinya aku tidak dapat meneruskan cerita ini".
"Tidak mengapa, lain kali kamu bisa datang kemari untuk meneruskannya sesuai dengan waktu luangmu".
Kasihan Della..
BalasHapusKasian banget, mba. Tapi, della berusaha tegar.
BalasHapusSemoga Della sembuh
BalasHapusSalam buat Della ya mbak.
BalasHapusDella bisa.. Della kuat yaa...
BalasHapusSalam jg buat Dello, eh...
BalasHapusSalam jg buat Dello, eh...
BalasHapusAges orangnya bisa dipercayakan??
BalasHapus