Maaf


Google 

“Maka sang pemaaf dicintai Allah, dipeluk damai, disembuhkan luka, menyedot pahala penzalim, mengirim dosa tuk penzalim. Maka Al-Qur’an tak menyuruh minta maaf, justru ia memerintahkan memberi maaf. Sebab ia hendak meyembuhkan yang lebih tersiksa.” (Salim A. Fillah)

Setiap orang pernah kecewa lagi mengecrwakan. Ada tingkat kecawanya level luarbiasa hingga timbulah rasa benci. Manusia banyak salah dan lupa, karena manusia tidak ada yang tanpa cacat cela. Siapa pun pernah mengalami itu.

Ketika merasa dikecewakan, maka terasalah pilu. Bahkan sampai tidak sadar bahwa kita juga pernah mengecewakan. Hingga akhirnya memetuskan hubungan silaturahmi karena rasa kecewa yang kadang tidak disengaja.

Obat dari rasa kecewa adalah maaf. Meskipun kadang maaf itu tidak bisa meluncur secepat kilat. Tapi, butuh proses. Maka dari itu orang pemaaf diampuni dosanya. Maaf hanya bisa dilakukan oleh orang yang berlapang dada, berfikiran terbuka, tidak pendendam.

Pada kisah zaman Nabi. Para sahabat penasaran siapa makhluk surgawi. Padahal orang itu jika dilihat dari ibadah sehari-hari biasa saja, sholat, tahajud, zikir dan lainnya seperti yang dilakukan penduduk zaman itu mengapa Nabi mengatakan makhluk surgawi. Ternyata ada amalan yang tidak terlihat oleh mata. “Sebelum aku tidur, aku selalu memaafkan orang yang bersalah kepadaku dan memaafkan kesalahan orang lain yang masih mau berbuat salah terhadapku”.

Ternyata yang seringkali kita anggap hal remeh dan tidak terlihat bisa membawa kita ke syurga-Nya. Sungguh meminta maaf dan memaafkan adalah kebaikan yang tercipta dengan indah. Sebelum tidur mari kita maafkan siapapun yang mengecewakan kita.

#tulisan ini juga dipos di FP Koran harian sobat

Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »