Dokpri: Strait Quai pulau pinang Malaysia |
Tidak pernah habis kata-kata ketika manusia tertaut hatinya karena Allah SWT terjalin dalam ikatan persahabatan. Keduanya saling mengingat ketika jauh, mendoakan disetiap pintalan doa yang dipanjatkan.
Dalam tali persahatan yang tertaut karena Allah SWT. Pasti akan merasakan suka, duka, bahagia, sedih, pahit, manis dan segudang perasaan lainnya. Sahabat sejati tidak hanya ada ketika senang saja, bahkan dalam keadaan terpuruk ia pun selalu setia dan saling menguatkan.
pernah disabdakan Rasulullah bahwa “Seorang mukmin itu cermin bagi saudaranya, dan seorang mukmin adalah saudara bagi seorang mukmin lainnya, Membantu memperbaikinya dari kesalahannya dan memperhatikannya dari belakang.”
Begitu pula dalam jalinan persahabatan. Tidak selalu membenarkan setiap ucapannya. Tetapi, berani mengingatkan dan menegur kesalahannya.
Dalam persahabatan tidak harus selalu sama. Perbedaan sengaja dihadirkan untuk memperindah jalinan persaudaraan. Bahkan Untuk saling mengerti satu sama lain. Menghargai setiap sudut pandang orang lain.
Tidak dipungkiri dalam persahabatan kita selalu diuji dengan berbagai masalah. Ketika suatu saat kita tersakiti oleh sikapnya, ketika senyuman yang biasa renyah terasa hambar, ketika genggaman tak lagi erat, ketika tegur sapa menjadi mahal, candaan tidak terdengar bahkan menjadi senyap.
Imam Asy Syafi’i pernah menyatakan hal ini dengan indah. “Pendapatku ini benar,” ujar beliau,”Tetapi mungkin mengandung kesalahan. Adapun pendapat orang lain itu salah, namun bisa jadi mengandung kebenaran.”
Yang bermasalah bukan kita, bukan sahabat kita. Tetapi, IMAN dan Hati kita. Tidak perlu mencari-cari kesalahan satu sama lain. Mungkin saat itu hati dan iman kita sedang sakit. Kita tilik kembali bagaimana sabar kita?. Bagaimana syukur kita?. Bagaimana kelembutan hati kita?. Mungkin saat itu kita kurang istighfar dan lupa bersyukur. Terlalu mementingkan diri sendiri. Lupa mengingat kebaikan-kebaikan yang pernah diperbuat kepada kita.
“Tidak ada nikmat kebaikan yang Allah berikan setelah islam selain saudara yang saleh, jika kalian merasakan kecintaan dari saudaranya peganglah kuat-kuat persaudaraan dengannya,” (Umar bin Khattab)
#ODOP #BLOGGERMUSLIMAHINDONESIA
So sweet... :)
BalasHapusSetuju kak, sahabat sejati akan abadi sampai mati, sampai Syurga insya Allah..
BalasHapusSemoga demikian juga ukhuwah kita ya.. ^^