Hujan, Kemacetan dan Limbah Sampah yang Terhidang Di Meja Makan



Hujan mengguyur kota kami sejak ba'da isya kemarin. Ini hujan kerkahan buat kami semua. Selain membasahi tanah dan tanaman, hujan ini sangat membantu membersihkan asap-asap kebakaran hutan yang sedang reuni di semesta. 

Sampai pagi ini rintik terus masih menghujam bumi. Tidak deras namun cukup rapat. Aku keluar untuk mencari sarapan. Aroma tanah tanah basah yang seminggu ini tidak pernah kunikmati karena asap kebakaran hutan. Udarapun menjadi segar. 

Di jalan raya pengendara sangat hati-hati. Jalanan licin akibat hujan. Jalan raya sedikit macet. Selokan-selokan yang sudah hampir mengering airnya kini penuh kembali. Namun, sampah plastik menyumbat beberapa saluran. Hingga akhirnya saluran airpun macat dan beberapa parit airnya melimpah ke jalan raya dan terjadi genangan di beberapa tempat.  

Seringkali kita tidak sadar akan lingkungan. Membuang sampah tidak pada tempatnya. Sampah-sampah kita menyumbat parit-parit. Hingga ke yang ke laut. Terlebih lagi sampah pelasti yang tidak dapat diurai dalam jangka waktu yang sebentar. Ada sampah yang puluhan tahun baru dapat diurai. Tetapi, sampah yang mengalir ke laut dimakan ikan dan binatang laut yang membuat populasi ikan dan binatang laut banyak yang mati. Karena ulah manusia. 

Limbah sampah yang melimpah menjadikan bumi tidak sehat. Bahkan ada pula sampah yang dibuang manusia menuju laut lalu dimakan ikan. Dan akhirnya ketika mengelola atau memasak ikan tersebut tidak dicuci dengan bersih, maka sampah yang dimakan ikan tersebut kita santap kembali. Hal ini bukan bualan belaka, namun benar-benar terjadi. 

#tantangan1
#basah,macet,sampah

Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »