Berlatih "Free Writing"


Gambar hanya sebagai pencitraan
Saat berbagi kepenulisan dengan Guru se-serdang bedagai
Ketika saya diminta untuk sharing kepenulisan. Selalu banyak menjumpai pertanyaan yang sama.

Kak, bagaimana caranya menulis?

Kak, bagaimana supaya bisa konsisten menulis?.

Kak, bagaimana bisa percaya diri untuk memposting tulisan kita ke publik? Saya suka nulis, tapi sering dinikamti sendiri.

Saya suka ngeblank saat mau nulis. Padahal sebelumnya ide sudah di kepala. Pas di depan laptop tidak satu katapun yang bisa saya ketik. Itu bagaimana kak?

Dan beberapa pertanyaan lainnya.

*******
Sederet pertanyaan di atas yang pernah saya terima. Terus terang saja. Saya sebenarnya juga mengalami hal-hal yang ditanyakan. Untuk bisa percaya diri dan bisa menuliskan apa yang ingin saya tuliskan, akhirnya ikut beberapa komunitas menulis. Karena menulis itu keahlian bukan bakat turunan. Jadi, untuk menjadi ahli perlu dilatih.

Selain dari komunitas nulis saya berlatih "free writing." Saya tahu teknik free writing dari Bapak Hernowo Hasim (alm). Saat beliau masih hidup di postingan facebooknya sering membahas teknik ini.

Menulis bebas apa yang ada dalam pikiran kita. Menuliskan segala ide dan gagasan yang ingin kita sampaikan secara maraton. Dalam teknik ini perlu konsistensi dalam menulis. Setiap hari sediakan waktu 10-15 menit untuk menulis. Tulis saja yang ada dalam pikiran. Sampah-sampah yang jadi beban tulisan saja. Bisa jadi dengan menulis akan terasa lebih ringan. 

Dengan menjalankan teknik free writing ini segala persoalan menulis akan terselesaikan. Yang tadinya masih bingung mau nulis kata pertama pasti akan teratasi. Ketika merasa gagasan ini kurang, paragraf ini rasanya kok hambar, kosong dan lain sebagainya. Semua bisa teratasi dengan free writing. Kuncinya sabar dan konsisten menulis

Dalam free writing juga sebenernya membuang sampah-sampah dalam kepala. Kata sampah bukan semua sampah itu jorok. Bukan semua sampah itu bau dan menjijikkan. Tetapi, bisa jadi sampah itu tidak berguna untuk kita, tetapi berguna untuk orang lain. Sehingga dengan menulis segala uneg-uneg atau keresahan atau masalah yang ada di kepala kita lebih lega. Selama prosos free writing 10-15 menit itu coba kita rasakan betul prasaan apa yang kita alami. Semisal ketika mengetikkan kata pertama ada rasa takut. Lantas 5 menit pertama sudah merasakan lebih lancar dan seterusnya.

Dengan begitu kita menikmati setiap proses free writing yang kita lakukan. Dalam proses free writing yang konsisten akan menjadi candu. Tulisan akan lebih baik lagi. Setiap gagasan yang ingin disampaikan akan lebih teratur. Yang sebelumnya terasa berantakan, maka akan lebih enak dibaca dan mengalir.

[ Selamat mencoba teknik Free Writing ]


Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

2 Comments