Karya Hamka yang Melampaui Berbagai Negeri, Waktu Dan Generasi

Docpri


Sepagi ini, sehabis sarapan bersama keluarga. Seperti biasanya, kebiasaan saya melihat perpustkaan mini yang ada di ruang tamu. Memilih dan memilah buku yang mana mau dibaca. Di ruang pertama rak buku akhirnya saya memilih buku karya Prof. Dr. Hamka atau lebih dikenal dengan nama Buya Hamka. 

Buku berjudul "Buya Hamka Berbicara Tentang Perempuan" menjadi pilihan untuk dibaca pagi ini. Sebenarnya saya sudah pernah membaca buku ini. Namun belum sampai tuntas. Buku tipis ini hanya memuat 134 halaman. Tipis halamannya saja, namun ilmu yang terkandung di dalamnya tidak lah setipis bukunya. Ilmunya begitu luas.

Membahas seorang perempuan dari berbagai aspek. Tentang bagaimana Islam memuliakan seorang wanita. Tentunya dibuktikan kuat dengan Alquran dan hadits serta dalil-dalil kuat.  Ada pula cerita zaman Rasulullah, para sahabat dan orang-orang shalih di dalamnya. 

***

Jika bercerita seorang Buya Hamka, pastinya siapa pun tidak asing lagi. Namanya sudah terkenal dipenjuru negeri. Dan karyanya juga sudah begitu banyak memenuhi ruangan pikiran masyarakat. Hal itu tidak sekedar di dalam negeri saja. Di luar negeri juga. Seperti negara tetangga kita, Malaysia. 

Bekerja sepuluh tahun di Malaysia tidak sekedar membawa saya pada dunia kerja. Melainkan mengenal dunia literasi lebih jauh.  Hingga akhirnya berbagai kegiatan dan komunitas literasi saya ikuti. 

Salah satu event literasi terbesar di Malaysia yaitu "Pesta Buku Antara Bangsa" atau seeing disebut dengan "Kuala Lumpur International Book Fair (KLIBF)." Di sini penggiat literasi,  bibliofil dari berbagai negara tumplek jadi satu. Bahkan saya pernah ikut dalam acara "Perhimpunan 1000 penulis." Acara ini merupakan bagian dari KLIBF itu sendiri. 

Saat itu didatangkan sastrawan/sastrawati dari 4 negara.  Yaitu dari negara Indonesia yang menghadirkan Aan Mansyur dan Trinity, dari Singapore, Thailand dan Malaysia.  Sungguh cerita perbukuan, penulisan, hidupnya kembali dunia puisi dikalangan anak muda khususnya Indonesia semua dibahas di sana. Audiens yang hadir juga dari berbagai negara. Paling banyak jelas dari tuan rumah, Malaysia.

Di sana cerita karya-karya Hamka sampai ke telinga saya. Dari sana pula karya Hamka lebih banyak saya jumpai. Dari seorang jurnalis Malaysia dan pengamat sastra senior. Saya sedikit tahu cerita karya Hamka yang begitu menjadi primadona di Malaysia. Sekitar tahun 60an kalau saya tidak salah ingat karya-karya Hamka adalah bacaan wajib di sekolah-sekolah kebangsaan Malaysia.

Bahkan dari komunitas literasi di Malaysia yang pernah saya ikuti.  Ada seorang warga negara Malaysia yang tergabung dalam komunitas tersebut.  Beliau juga pernah bercerita saat sekolah dulu, sekitar tahun 60 atau 70an karya Buya Hamka yang berjudul "Tenggelamnya Kapal Van der Wijck", karya yang sudah pernah diangkat ke layar lebar.  Saat itu menjadi buku bacaan dan buku yang wajib diulas dalam pelajaran sastra di sekolah mereka.

Bagaimana kita yang di Indonesia? Apakah karya-karya sebagus Buya Hamka sudah menjadi bacaan wajib di sekolah?. Karena saat zaman saya sekolah dulu saya tidak pernah tau atau dengar dengan nama beliau apa lagi karyanya.  Dan mulai tau tulisan beliau ketika berada di Malaysia. Sekitar 2 tahun setelah saya tamat sekolah.

Hingga hari ini nama Hamka masih begitu menjulang tinggi di negara tetangga kita.  Bahkan anak-anak muda di Malaysia tidak asing lagi dengan karya Hamka. Bahkan 2017 lalu, di Malaysia tepatnya di Sungai Panjang, Sungai Besar, Negeri bagian Selangor, didirikan Rumah Pustaka Buya Hamka. Karena begitu dekatlah masyarakat Malaysia dengan karya-karya Buya Hamka. Sehingga didirikan rumah pustaka dengan nama rumah pustaka Buya Hamka.

Tidak sekedar di Malaysia. Bahkan nama Buya Hamka juga dikenal di berbagai negara seperti Brunai Darussalam, Singapore, Thailand dan beberapa negara lainnya. Sungguh sebuah karya yang tidak pernah mati dimakan zaman. Tidak pernah tertinggal dan tenggelam ditelan waktu. Selalu hidup di setiap generasi. Dan karya yang luarbiasa hingga melampaui beberbagai negeri selainnya negerinya sendiri. 

Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

2 Comments