Enigma Cinta



Laki-laki berkepala botak dengan usia sekitar 50 tahun menurunkan seorang wanita muda di sebuah pusat kecantikan di bilangan ibu kota. Sebaik saja wanita itu turun, mobil langsung melaju membelah jalan raya. Laki-laki botak, berperut buncit, berkaca mata itu ternyata orang penting di pemerintahan. 

"Hai... Re... Kapan kamu sampai di sini?" Sapa Mia, pemilik pusat kecantika dan kebugaran itu.

"Baru saja" ucap Rera datar sambil melihat-lihat katalog tas di keranjang surat kabar. 

"Sendiri?" 

"Iya. Tadi diantar suami" ucap Re sambil mengedipkan mata. Kedipan mata sebagai enigma bahwa suami yang dia maksud adalah pejabat negara. Yang tidak sembarang orang tahu. 

"Oh..." Mia mengangguk tanda paham. 

Siang itu cuaca ibu kota lagi membahang. Sungguh buat panas badan meningkat walau sudah berada di ruangan berpendingin masih terasa panasnya. 

Siang itu pengunjung pusat kebugaran dan kecantikan itu  lumayan ramai dari biasanya. Yang datang kalangan menengah ke atas. Seorang lak-laki tinggi besar memasuki ruang tunggu dengan membawa tas agak besar. Jaket hitam dan topi menghiasi kepalanya. Lalu menuju ruangan dalam. Dan memasuki kamar yang di dalamnya ada Rera.

"Hallo selamat siang Bagus" sapa Rera saat Bagus sudah sampai di kamar. 

"Siang" jawab Bagus singkat. Bagus membuka jaketnya. Sehingga Bagus hanya memakai kaus dalam saja. 

"Kamu membawa alat-alatnya?" Tanya Rera

"Kenapa kamu memaksaku untuk mentato dirimu. Padahal di luar sana banyak tukang tato yang lebih profesional" Bagus sedikit kesal. Karena Rera hanya ingin ditato olehnya. Ini semua pasti gara-gara Mia. Batinnya.

" Mereka tidak sama denganmu" Rera menjawab santai dan menempelkan jari telunjuknya ke bibir bagus. Pertanda jangan banyak omong. 

Bagus mengeluarkan alat-alat tato dari dalam tasnya. Satu persatu dijajarkan dengan rapi. Rera memperhatikan setiap gerakan Bagus. Lantas ia mengulum senyuman yang penuh arti. 

"Kenapa kamu mau di Tato olehku" tanya Bagus masih dengan penasarannya. 

"Karena kamu istimewa" jawab Rera Nakal. Bagus terdiam tangannya sambik menyiapkan semua alat. 

"Tapi kan kamu istri dari seorang pejabat tinggi di Indonesia. Bagaimana jika orang tau kamu menato dirimu dan mereka menggunjingmu. Apa kamu tidak takut? Bahkan aku saja hampir tobat menjadi tukang tato" 

"Nanti kamu akan tau siapa diriku. Aku ingin mentato mawar hitam berdarah di kakiku seperti permintaanku tempo hari" 

Setelah semua selesai. Bagus menggambar kaki Rera yang jenjang dan putih. Semua laki-laki pasti menginginkan kaki wanita seperti itu. 

Bagus menggambar bunga mawar hitam meneteskan darah seperti  permintaan Rera. Penuh konsentrasi tinggi. Bagus melukis kulit Rare dengan penuh kehati-hatian. Rare ingin gambar yang sempurna. Sesekali Rare menjerit karena sakit di tubuhnya. 

"Husss..." Bagus langsung saja meminta Rera diam, nanti orang-orang tahu ada istri pejabat di ruangan ini. 

"Kalau kamu tau. Aku bukan lah wanita istri pertama tuan pejabat. Aku hanya wanita simpanan saja. Tidak lebih. Tapi dia sangat mencintaiku. Segala apa yang aku minta pasti selalu dituruti" 

"Termasuk tato?" Tanya Bagas polos.

"Kalau ini dia tidak tau. Ini kemauanku tanpa perlu diketahui olehnya" Rera terus bercerita tentang laki-laki yang menyimpannya sebai kekasih simpanan. 

"Nanti dia akan marah jika tau?" 

"Rasanya tidak. Ia pergi jauh untuk beberapa hari. Kemarin saya menemukan pesan berupa sandi yang hanya diketahui diantara mereka. Rasanya ada sesuatu keonaran yang akan mereka lakukan di ibu kota ini. Saksikan saja. Ini hanya kita berdua saja yang tau" 

Bagus hanya diam. Tangannya lincah memainkan alat tato. Rare memandang Bagus begitu berhasrat. Namun Bagus tampak tenang dan santai. Sebenarnya Rare tidak pernah benar-benar cinta kepada pejabat yang menjadikannya kekasih gelap. Rare sebenarnya mencintai Bagus. Dari pertama mendengar namanya. Dan ia ingin menjatuhkan pejabat itu hingga mati masuk liang tanah.

#day10
#ramadhanberkisah
#penajuara
#enigma 











Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »