Wakaf Kos-Kosan

"Pak, ini pondasi rumah kok dalam banget" tegur laki-laki berbaju coklat. Laki-laki itu berhenti sejenak memperhatikan.

"Iya, Bang. Ini untuk kos-kosan. Karena saya tidak punya lahan jadi pondasinya saya buat dalam. Kalau dibuat bertingkat pondasinya sudah kuat. Kos-kosan ini mau saya wakafkan,  siapa pun boleh menempatinya" ujar bapak menjelaskan panjang lebar.

Hakikat hidup itu saling berbagi kebaikan, saling memberi manfaat. Memberi dan berbagi tidak harus berupa materi semata. Banyak sesuatu yang bisa dibagikan.

Seiring waktu kos-kosan itu selesai. Dengan lantai dasar yang dibangun penuh keikhlasan, ditata sedemikian rupa, setiap ruangan dihiasi beragam pernak pernik yang kelak membuat penghuninya nyaman untuk tinggal di kos-kosan yang ia buat. Dari latar belakang menempati kos-kosan itu. Dari pengusaha, mahasiswa, pekerja pabrik, guru, penjaga roller coaster dan beragam profesi lainnya.

Kos-kosan yang lain daripada yang lain. Tidak dipungut biaya malah penghuninya diberi ilmu. Saling belajar tanpa ada yang menggurui. Semua merasa gembira. Bahkan sudah seperti keluarga. Canda tawa selalu menghiasi ruangan besar kos-kosan itu. Tiada sekat sesama penghuninya. Seiring berjalannya waktu kos-kosan itu tidak cukup menampung lagi orang-orang yang datang untuk menghuni kos-kosan itu. Akhirnya dibangun lantai 2 dan 3. Ruangan lantai 2 dan 3 juga penuh.  Meskipun begitu keakraban penghuni lantai 1,2 dan 3 tetap terjalin. Setiap hari ada saja topik yang jadi perbincangan. Semua sudah merasa dekat seperti keluarga dekat.

***
Penjaga roller coaster dengan penampilannya yang sok cool, misterius ala-ala, kocak, dengan ketawanya yang khas dan ilmunya yang luas membuat penghuni kos-kosan klepek-klepek. Ia jelas saja klepek-klepek. Setiap tulisannya selalu ada yang tidak terduga. Kita dibuat berfikir untuk mengetahui apa maksud dari tulisannya. Akhirnya penghuni kos apapun yang dikatakan penjaga roller coaster menyetujui. Dasar penjaga roller coaster yang mampu menarik perhatian. Pantas saja selalu ramai bangku-bangku roller coaster yang dijaganya.

Penjaga roller coaster itu memang suka tantangan. Seperti nama jagaannya yang siap meluncur tinggi, hingga terjun bebas dengan kecepatan luarbiasa. Ia selalu mengajak penghuni kos bermain roller coaster agar tidak sekedar menginjak bumi. Tapi harus berani meliuk-liuk dengan kecepatan maksimal. Namun, penghuni kos tidak menyadari itu. Karena pekerjaan yang banyak membuatnya sibuk hingga akhirnya ia kelaur dari kos-kosan untuk sementara.

Penguni kos tidak setuju atas keputusannya. Penjaga roller coaster bukan orang yang suka bermain-main dengan keputusannya. Sesuai waktu yang ia ucapkan akhirnya penjaga roller coaster melangkah pergi. Tapi, ia tidak akan membiarkan kos-kosan ditinggal begitu saja. Ia akan tetap tinggal di kos-kosan dengan cara yang berbeda. Dengan ide-ide gilanya yang meliuk-liuk dengan kecepatan maksimal untuk membangun kos tingkat 4, mewujudkan dan membesarkan kos-kosan  yang telah diwakafkan kepada seluruh penghuni kos-kosan.

Rumah kos ini milik kita. Kita yang menjaganya, kita yang merawatnya kita pula yang membesarkannya. Setiap penghuni kos pasti membawa mimpi masing-masing. Jika ada satu, dua, penghuni kos yang pergi mereka sebenarnya bukan pergi tapi mencari kos-kosan yang mendekatkan lagi mimpinya agar menjadi nyata.


Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

2 Comments

  1. Kereen abis. Ucapan balasan untuk peristiwa pamitnya penjaga roller coaster

    BalasHapus