Menikmati Kopi Ala Rangga dan Cinta Di Klinik Kopi

Dokpri .Mas Pepeng meracik kopi dan kk saki memperhatikan
Jalanan kota Jogja masih basah. Genangan juga ada dibeberapa ruas jalan. Jalanan sore itu cukup padat merayap. Aku dan Kak Sakifa dari stasiun Jogja menuju Jalan Kaliurang. Dengan bawaan koper ukurun cabin dan tas backpack yang lumayan memegalkan pundak. Kami berdua sudah seperti menantu diusir ibu mertua. Haha

Tujuan pertama kami sore itu jalan Kaliurang tepatnya di belakang ring road, untuk mengantarkan pesanan seorang teman. Kak saki sebagai pemandu motor ternyata tidak kalah lincah dengan abang gojek yang suka keluar masuk gang sempit agar cepat sampai tujuan. Jujur saja aku yang punya trauma naik sepeda motor banyak istighfar sepanjang perjalanan. Tidak berlama-lama kami mengantarkan barang. Setelah itu perjalanan lanjut ke klinik Kopi.

Pertama kali aku tau Klinik kopi ketika mencari tempat ngopi asik di kota Jogja melalui om goggle. Banyak sekali kedai dan coffeshop  dengan tempat yang asik. Namun, Klinik kopi yang mencuri perhatianku. Aku baca berbagai ulasan tentang klinik kopi. Cukup asik sepertinya. Dan tidak lama tayang film ada apa dengan Cinta 2 (AADC2) ada adegan dimana Rangga dan Cinta ngopi di Klinik kopi. Semakin penasaran untuk datang kesana.

Klinik kopi yang berada di jalan Kaliurang, letaknya agak ke dalam. Tidak seperti cafe-cafe atau coffeshop kekinian yang lagi menjamur. Bahkan di depannya tidak ada nama. Hanya ditandai dengan pagar bambu. Kami masuk dengan bawaan tas dan koper besar. Dengan melewati taman kecil dan kolam ikan. Beberapa pasang mata melihat gerak gerik kami yang terlihat aneh. Tidak ada meja, hanya ada lesehan Yang cukup besar di samping bangunan utamanya.

"Monggo, Mba" seorang brewer menyambut Kami dan memberi nomer antrian yang nanti akan dipanggil sesuai urutan. Tidak menunggu lama nomer kami pun dipanggil.

"Hai mba saya Pepeng. Mau pesan kopi yang bagaimana?" Mas Pepeng memperkenalkan diri.  Beliau lah pemilik Klinik kopi. Kami layaknya pasien yang dilayani seperti di Klinik. Jika di klinik ditanya keluhan, kalau di klinik kopi ditanya mau kopi yang bagaimana. Di sana terlihat jenis-jenis kopi ada Sunda jahe, ratamba, nagari lasi dan sunda geisa. Kami memilih diantara jenis kopi tersebut yang pastinya dengan keasaman kopi yang cukup strong.

Mas Pepeng meracik kopi dengan begitu lihai. Sungguh tukang kopi professional. Sambil melayani beberapa pertanyaan kami tangannya begitu lihai. Ternyata untuk menjaga kualitas dan keasaman kopi suhu air juga harus diperhatikan. Mas Pepeng menggunakan suhu 85°c-90°c. Mas Pepeng begitu ramah. Tidak menunggu lama kopi yang Kami pesan sudah siap disantap. Satu gelas kecil hanya Rp.20.000. Cukup murah sebanding dengan rasanya. Dan di Klinik kopi tidak ada gula ataupun krimer. Kopi dinikmati dengan benar-benar original.

Di ujung ruangan depan meja blewer ada lemari es kecil yang berisi aneka cake dan desert. Kita menikmati kopi dengan cake atau pun desert. Harganya juga lumayan sepotong cake Rp.12.000 - Rp.17.000. Setelah itu kami duduk di lesehan yang cukup besar dimana Rangga dan Cinta duduk menikmati kopi. Tapi sayang kami bukan Rangga dan Cinta. Melainkan lebih mirip dengan wanita yang habis diusir mertua dengan bawaan koper dan tas backpack yang cukup besar.

Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

2 Comments