Jangan Kebanyakan Ke Bengkel Penulisan Kalau Ingin Jadi Penulis



Kuala Lumpur International Book Fair (KLIBF) 2017 menghadirkan program baru yaitu "Perhimpunan 1000 Penulis" yang di hadiri oleh penulis-penulis antar negara seperti Indononesia, Singapore dan Thailand.  Acara yang diselenggarakan di gedung Tun Razak 1 Putra World Trade Center (PWTC) begitu meriah.

Acara dibagi ke dalam 3 sesi. Pada sesi ke-2 diisi oleh 4 penulis muda Malaysia, Hilal Asyraf, ZF Zamir, Saharil Hasrin Sanin, dan Fahd Razy, forum membahas Apresiasi dan Masa Depan Sastra di Tangan Generasi Muda. ZF Zamir, panelis yang merupakan penulis esai ini, tampil menyengat dan penuh semangat.

ZF Zamir penulis muda dengan gaya seniman dengan rambut gondrongnya dan baju yang dikenakannya bertuliskan "keras dan melawan" menarik perhatianku. Pemuda dengan kritikan yang begitu luar biasa terhadap penulis-penulis yang memiliki kedekatan dengan pemerintah. Menurutnya penulis-Penulis yang begitu adalah penghalang untuk mengemukakan kritikan terhadap kebijakan yang ada. Kalau boleh disamakan rasanya ZF Zamir pantas dikatakan Wiji Thukul nya Malaysia.

ZF Zamir juga mengemukakan. Banyak pemuda-pemuda sekarang ini yang ingin menjadi penulis. Tapi, sayangnya mereka enggan membaca. Tidak ada ada penulis yang lahir dari orang-orang yang malas membaca. Dan beliau juga mengatakan banyak orang-orang yang mengikuti bengkel-bengkel penulisan. Dari bengkel satu pindah ke bengkel lainnya. Setahun entah berapa bengkel yang didatangi. Tapi, tidak pernah mencoba untuk mempraktekan. Tidak pernah mengaplikasikan ilmu yang didapat dari bengkel kepenulisan. Penulis lahir bukan karena dari banyaknya mengikuti bengkel atau pelatihan menulis melainkan dari banyaknya praktek menulis dan membaca.

Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

8 Comments