Membuang Racun Dengan Menulis



Ayo Nulis Lagi!!! 

Beberapa hari aku lagi stuck untuk nulis. Bahkan untuk menulis satu pragraf rasanya berat banget. Aku pandangi layar monitor di depanku. Aku ketikan beberapa kata di dalamnya. Belum selesai menuliskan apa yang aku mau sudah aku hapus lagi.  Begitu berkali-kali.  Sehingga aku merasa jenuh.  

Sempat aku tanya pada diri sendiri. Aku kenapa? Apa terlalu gelisah, banyak pikiran yang aku pendam atau terlalu dipenuhi masalah. Ah, rasanya tidak. Istighfar berulang kali aku lafazkan dari mulutku. Tapi, masih saja dengan perasaan yang sama.  

Tiba-tiba aku teringat lomba foto friends sign beberapa waktu lalu yang diadakan oleh blogger muslimah. Foto ajakan menulis dengan hastag #ayonulislagi. Dalam foto aku menuliskan "menulis itu peduli, menulis itu mencinta" quote dari Mba Helvy Tiana Rosa dan aku beri hastag #ayonulislagi #bloggermuslimah. 

Saat melihat foto itu aku bagai diingatkan. Aku pernah mengajak orang untuk menulis. Tapi, kenyataannya kini aku masih jarang nulis. Bahkan lebih parahnya untuk menuliskan satu paragraf saja aku tidak mampu. Pasti ada yang tidak beres pada diriku.

Akhirnya disibuknya bekerja aku memaksakan diri untuk menulis. Aku ambil beberapa lembar kertas HVS ukuran A4 di meja kantor. Sambil menunggu mesin yang jalan secara auto. Aku terus menulis apa saja yang ada dalam pikiranku. Rasanya tanpa dikomando tanganku begitu lancar menuliskan apa yang aku rasa. Segala keluh Kesah, segala beban di hati dan pikiran aku tuangkan.

Setelah itu aku baca lagi apa yang aku tulis. Ternyata tanpa sadar aku telah berpikir apa yang seharusnya tidak aku pikirkan, seharusnya aku tidak perlu terlalu mencemaskan sesuatu yang belum pasti. Dengan memaksa diri untuk menulis,aku sudah membuang racun dalam pikiranku yang membuat aku stuck beberapa hari. Benarlah jika banyak orang menjadikan kegiatan menulis sebagai therapy untuk menuangkan segala perasaan suka, duka, cemas, takut dan sebaginya. 

Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

4 Comments

  1. Setuju mbak Dewi. Menulis bisa menjadi terapi jiwa dan mengeluarkan segenap rasa, termasuk detoksifikasi hal-hal yang tidak baik dari dalam tubuh :)

    BalasHapus
  2. Menukis itu terapi jiwa. Tapi saya juga kebanyakan malesnya. Hehehe

    BalasHapus
  3. Wah samaan nih. Saya juga lagi mandeg menulis. Tapi pengin mengusahakan menulis rutin walau tidak dipublikasikan rutin. Untuk membuang racun gitu deh :D

    BalasHapus