Sudah Benarkah Berguru Dengan Ustaz Google Sifu YouTube dan Professor Wikipedia

By Google 

Kita sedang hidup di era serba canggih. Informasi sudah seperti udara, karena ia dapat kita nikmati dengan bebas.  Hari ini di zaman ini segala informasi bisa kita dapat dengan sentuhan jari. Kita bisa masuk dan menjelajah apa saja yang kita mau. Namun kenyataan dalam hidup ini mengajarkan kita bahwa setiap kelebihan akan mengandung sisi kelemahan. Setiap putih pasti ada sisi gelap!. 

Ledakan informasi dalam bidang ilmu keduniaan mungkin tidak masalah yang besar. Semua ini sudah umum. Orang-orang yang mencari informasi melalui internet mengenai berbagai bidang misal kedokteran, penerbangan dan lain sebagainya tidak mungkin dianggap sebagai dokter atau pilot. Tidak mungkin orang yang hanya mencari informasi di Google, mengetik di Wikipedia atau menonton tutorial di YouTube menjadikannya pakar atau ahli dalam bidang-bidang tersebut. 

Bagi mereka yang memang berprofesi sebagai dokter ataupun pilot mencari informasi di internet merupakan kelebihan dalam menambah ilmu pengetahuan. Internet bagi mereka bukanlah sumber utama untuk menguasai ilmu serta bukan pula untuk menambah keahlian dalam bidang-bidang tertentu. 

Begitu juga dengan ilmu agama. Tidak mungkin seseorang itu menjadi ahli agama jika hanya berguru dengan skrin komputer.  Adalah satu bencana apabila orang-orang hanya belajar melalui internet tanpa sumber yang jelas. Bayangkan jika seseorang iti tidak pernah mempelajari ilmu tafsir, hadis, fiqih, tetapi coba-coba membahas hingga berdebat hanya karena pernah menjumpai atau membaca pembahasannya lewat gerbang internet. Hal ini dapat menyesatkan orang banyak.

Untuk menukar informasi menjadi ilmu kita harus belajar dengan guru yang memang benar faham tentang informasi yang kita dapat. Konsep tentang mie instan bisa diterapkan pada penyajian mie instan saja.  Tapi, konsep ini tidak dapat diterapkan pada keilmuan. Karena ilmu bukan mie instan yang dapat dikuasai dengan jalan pintas. Mungkin hal ini akan ditentang oleh generasi modern yang serba sibuk. 

Dengan adanya guru atau tempat rujukan ia akan dapat memastikan ilmu yang didapatnya benar dan tidak salah. Sehingga tidak ada pegeseran kebenaran dari ilmu tersebut sehingga ilmu itu tetap murni meskipun di era internet yang kadang tidak kita ketahui kebenaran informasi yang kita dapat.  

Hari ini masyarakat akan lebih beruntung jika golongan ulama, guru lebih proaktif dengan membuka kajian secara online dan boleh berintraksi dengan masyarakat luas sebagai rujukan permasalahan atau untuk tempat bertanya tentang ilmu yang sekiranya kurang kita pahami. Waallahualam bishowab. 

Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

6 Comments

  1. Menunggu ustadzah Dewi memulai tausiahnya...

    Tulisan bagus mbak Dewi,
    Mengangkat tema yang kekinian dengan kata-kata yang mengalir hingga mudah dimengerti

    Lanjutkan perjuangan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahah ustazah. aamiin

      Semoga kita belajar dengan sumber yang jelas... pemcarian di internet sebagai penambahan ilmu saja ya kang

      Hapus
  2. Betul sekali mba wie...berguru harus pada guru yang sebenarnya...

    BalasHapus
  3. Setuju.... Google memang bukan guru yg terbaik dan jangan tanyakan semua persoalanmu pada dia...

    BalasHapus
  4. Setuju.... Google memang bukan guru yg terbaik dan jangan tanyakan semua persoalanmu pada dia...

    BalasHapus