By google |
Belakangan ini media di Indonesia tak lagi netral. Semua media cetak maupun elektronik seringkali memaparkan yang tidak sesuai fakta di lapangan. Terlihat banyaknya berita-berita yang dipelintir sedemikian rupa untuk menaikan rating sebuah media. Peran jurnalis juga sudah tidak sewajarnya. Sudah banyak jurnalistik yang melanggar kode etik jurnalistik itu sendiri.
Media cetak dan elektronik sekarang ini kebanyakannya sudah menjadi pesanan. Terlebih lagi di perpolitikan. Yang banyak memberi bayaran makanya ia akan digadang-gadang oleh media tersebut secara terang-terangan ataupun black campaign. Tidak jarang pula pemilik media tersebut mengcounter apa yang mereka yakini. Jika ada media yang tidak disukainya-meliputi kepentingan ekonomi dan politik maka bos akan semena-mena menegur dengan teguran keras.
Hal semacam ini tidak hanya berlaku di media nasional. Tapi, media-media lokal juga punya kasus serupa. Prilaku media yang seperti itu akan berdampak pada idealisme dan indepedensi ruang redaksi serta kebebasan pers.
Sehingga media sekarang ini bagaikan kuda yang ditunggangi berbagai kepentingan sesuai pesanan dan bayaran. Bisnis media sekarang ini tak lagi sehat. Siapa yang banyak bayarannya dia yang berhak menguasai media tersebut. Sehingga berita-berita yang bersebarangannya akan dipelintir dan saling menjatuhkan.
Jadi sebagai pembaca media cetak dan elektronik bijaklah memilih berita. Karena kita tidak tahu siapa yang bermain dibelakang media tersebut.
Ketika media sudah demikian, maka kemana lagi tah kita mencari berita yang benar 😂
BalasHapusdemi kepentingan sebagian penguasa
BalasHapusYah... begitu lah Mba.
BalasHapusSetuju. Bijaklah dalam bersikap setelah membaca berita...
BalasHapusKita yang harus cerda mengkonsumsi.berita
BalasHapusTidak melihat ke kiri dan kanan. Jurnalistik kuda pake lumping hehe
BalasHapusAhahahaha, hajar Jeng
BalasHapusAhahahaha, hajar Jeng
BalasHapus