Kadang Aku Merasa Telo



Beberapa hari ini media banyak menyoroti artis pelantun lagu "satu jam saja" Zaskia Gotik, karena dianggap telah melecehkan pancasila sebagai lambang negara. Zaskia Gotik menyebut lambang pancasila sila ke Lima dengan "bebek nungging." Sehingga ia sempat menghilangkan diri dan akhirnya kembali untuk meminta maaf kebeberapa pihak seperti DPR dan Kemenhan. Dan tak lama selang berita permintaan maaf tersebut, keluar berita Zaskia Gotik di nobatkan sebagai duta pancasila dan dokter klinik pancasila.

Kadang aku merasa telo

Pastilah berita ini menuai pro dan kontra menurut penilaian sudut pandang masing-masing orang. Orang yang sudah bersalah melecehkan lambang negara yang begitu sakral, sekarang dinobatkan sebagai duta pancasila dan dokter klinik pancasilan. Ada yang berpendapat setuju Zaskia gotik dinobatkan sebagai duta dan dokter pancasila agar ia bisa mempelajari setiap butir isi pancasila, dll. Ada yang kontra, tidak setuju Zaskia Gotik menjadi duta dan dokter klinik pancasila karena ia merupakan pesakitan yang harus di rawat bukan di jadikan dokter,dll.

Kadang aku merasa telo

Kadang tidak paham jalan pemikiran pemerintah. Dalam undang-undang, orang yang mencoret-ceret, menghina, dan melecehkan pancasila akan dihukum. Jika tidak mau menghukum ya diberi pengajaran atau pemahaman baru diberi kepercayaan. Jika, mencotohkan "dulu anak yang nakal dijadikan ketua kelas, dia akan berubah" tetapi di sini masalah negara bukan sesederhana itu yang bisa dikondusifkan seperti ruang kelas.

Kadang aku merasa telo

Dalam pikiran dangkal aku pribadi (kalau dalam takut tenggelam) menunjuk Zaskia Gotik sebagai duta dan dokter klinik pancasila karena ia publik figur yang menjadi sorotan. Bagaimana kalau kasus ini dialami oleh rakyat atau masyarakat biasa yang bukan publik figur. Apakah akan tetap dipilih menjadi duta dan dokter klinik pancasila? Atau akan terus di giring sampai proses hukum dan di jebloskan ke penjara.

Kadang aku merasa telo

Untuk menjadi duta pancasila apakah harus menghina pancasila dulu?. jadi, kalaub mau jadi duta narkoba harus pakai narkoba dulu (nggak mungkinkan). Kalau mau jadi duta pariwisata harus merusak tempat wisata sejarah? (pasti di bully nitizen).

Kadang aku merasa telo

Dari sebuah keteloan, aku menunjuk diri sendiri, dan mengajak kawan-kawan yang membaca tulisan ini untuk sama-sama bertanya pada diri sendiri. Sudah sampai mana rasa nasionalisme dalam diri kita. Jika, masih sedikit yuk kita belajar lagi dan lagi mencintai negara kita.




Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

9 Comments

  1. Balasan
    1. Telo-singkong-ubi kui podo

      Tp iki telo yg di maksud "gagal faham" 😀

      Hapus
  2. Tanamkan jiwa cinta tanah air, merdeka!!!

    Eh, telo itu ubi kan? Bukan singkong mbk Lisa....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Merdeka!!!

      Telo-singkong-ubi kan sama atau beda.

      Telo di sini "gagal faham"

      Hapus
  3. Wahh Indonesia, negara yg kucintai alam nya, selebihnya masih tertatih utk menyukai perihal lainnya...

    He em deh, telo kan ubi yak ?

    BalasHapus
  4. telo si ubi jalar ungu kan mbak?

    iya sih.. kasus tu benar2 bikin aku jd btany sm diri sendiri.. :( kasus tsb jadi pelajaran bharga juga buat orang2 slan eneng :)

    BalasHapus