KMGP # Ketika Mas Gagah Pergi (Ustadz Askar)


Ta'lim perpisahan bareng Ustdz Askar dan Teh Silvi
Carsem-s, Carsem-m dan Finisar





Bismillahirahmanirahim..

Judul tulisan ini di adopsi dari novel karya Helvi Tiana Rosa (HTR)  penulis wanita penggagas komunitas kepenulisan terbesar di Indonesia yaitu (Forum Lingkar Pena). Tetapi, tulisan ini tidak akan membahas mas Gagah yang ada dalam novel KMGP atau pun resensi dari KMGP. Tulisan ini saya dedikasihkan untuk seorang ustadz yang baru lulus S3 di Universitas Teknologi Petronas, ustadz dengan satu istri, dan dua orang anak yaitu Nabila dan Taufik.

Sosok ustadz Askar yang sudah sepuluh tahunan di Negara Malaysia untuk melanjutkan studinya sampai S3, dengan memboyong istrinya yang menuntut ilmu di universitas yang sama serta memboyong ke -2 anak-anaknya ke negara jiran ini. Merantau untuk menuntut ilmu adalah bagian dari dakwah dan jihad. Apatah lagi menuntut ilmu tanpa mengabaikan keluarga serta yang paling membanggakan bagi saya pribadi adalah kontribusi beliau di dunia dakwah di kalangan pekerja Indonesia yang bermukim di Ipoh Perak, Malaysia.
Mungkin saya pribadi baru mengenal beliau dan keluarganya beberapa tahun belakangan ini. Kenal dalam dunia dakwah, dunia yang di dalamnya bermatrai istiqomah dan keikhlasan untuk menjalankannya. Alhamdulillah telah di pertemukan dengan orang-orang luar biasa.
Ustadz Askar Berguna begitu kami mengenalnya, sesuai dengan namanya beliau, berguna untuk kemaslahatan umat. Di kesibukannya di kampus, urusan keluarga beliau masih menyempatkan waktunya untuk menjalankan dakwah di kalangan pekerja. Tiada pernah meminta imbalan, tiada pernah mengeluh, dan selalu memberi nasehat-nasehat atau solusi ketika saya dan teman-teman kekurangan ilmu agama.
Beliau juga motor dakwah kreatif buat saya dan teman-teman yang bekerja di pabrik, yang sudah bekerja letih tetapi haus dan sangat membutuhkan siraman rohani agar ada modal atau bekal untuk menjalani hidup tetap bersyariat.

Dan istri beliau juga adalah sosok yang luar biasa, tak kalah dengan suaminya . Teh silvi begitu kami selalu memanggilnya. Beliau  tidak  hanya sekedar ibu rumah tangga yang mengurus dua anak dan suami. Tetapi, beliau juga tercatat sebagai mahasiswa S3 di universitas teknologi petronas, serta beliau juga pendakwah aktif di kalangan pekerja. Dengan kelembutannya namun tegas, karakter yang begitu ideal dengan ustadz Askar, dengan keibuannya terpancar dari wajahnya, dengan cara memperlakukan anak-anaknya serta mengajari kami dengan begitu ikhlas.
Ustadz Askar dan Teh Sivi menerima cendrahati dari kami


Sosok pasutri (pasangan suami istri) yang patut di contoh. Berumah tangga harus saling mendukung dalam kebaikan sehingga tercipta sakinah, mawadah, warahmah dan nilai plus adalah dakwah (SAMARADA).

Merantau bearti berpindah sementara, begitu juga dengan ustadz Askar dan Teh Silvi. Mereka hanya merantau ke negeri jiran ini untuk menuntut ilmu dan menebar ilmu. Kini ustadz Askar sudah tamat dengan studinya dengan gelar Doktor. Semoga ilmu yang di dapat membawa keberkahan dan berguna untuk banyak orang. aamiin...
Dan saatnya beliau harus meninggalakan tanah rantau ini, kembali ke tanah air untuk bekerja dan berdakwah di tanah air. Serta meninggalakan istri untuk sementara waktu yang masih fokus dengan tesisnya. Keputusan terbaik yang telah di sepakati bersama tentunya, Dan semoga teh Silvi cepat menyelesaikan tesisnya agar secepatnya menyusul mas Gagah (Ustadz Askar) di tanah air tercinta.
Dan kami yang masih di sini yang ntah kapan lagi menerima ceramah-ceramah ustadz Askar secara live semoga masih dpat merasakan semangat dakwah ustadz Askar di tanah rantau ini.

Selamat pergi ketanah air tercinta mas Gagah (ustadz Askar) terimakasih atas segala keikhlasan serta kebaikannya kepada kami di bumi rantau ini. Saling mendoakan dalam kebaikan agar suatu saat di pertemukan di keadaan yang lebih baik dari hari ini dan kemarin-kemarin.

Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

3 Comments