Alangkah Lucunya Negeri Ini



Teman-teman ketika membaca judul tulisan saya ini pasti langsung teringat sebuah film dengan judul 'Alangkah Lucunya Negeri Ini' yang digarap Kang Dedi Mizwar dan rilis pada tahun 2010. Film yang berbau komedi dengan bintang utama Reza Rahardian.

Tapi tulisan ini bukan ingin membahas, menceritakan tentang film itu. Tapi, saya sengaja mengadopsi judul film "Alangkah Lucunya Negeri Ini" untuk membahas sesuatu yang lucu di negeri ini. Meskipun sebenarnya kelucuan ini tidak lucu sama sekali. Dan anehnya bisa buat saya tersenyum getir, tertawa terbahak-bahak karena ketamakan seseorang, kelompok ataupun golongan yang begitu gila berkuasa dan menguasai negeri ini untuk mensejahterakan rumah tangga pribadi. 

Entah apa yang membuat saya ingin menuliskan tentang kelucuan yang sebenarnya tidak lucu di tanah air tercinta. Yang jelas saat saya menyanyikan tanah air pusaka, dada saya bergetar menahan sesak. 

Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap di puja-puja bangsa

Bangsa lain yang dulu begitu memuja-muja Indonesia kini ingin menguasai Indonesia. Orang-orang yang duduk dipejabat pemerintahan yang diamanhi oleh rakyat untuk menjadi pemimpin negeri ini rasanya berlomba-lomba untuk menjual negeri ini kepada asing dengan harga obral, berdalil menanam modal agar lapangan  kerja lebih terbuka luas untuk rakyat Indonesia. Tapi entah modal apa yang ditanam. Toh rakyat Indonesia masih banyak yang sengsara dan pengangguran. Ketika melihat situasi ini, membaca tentang ini yang kononnya hanya issu semata. Saya rasanya ingin tertawa terbahak-bahak. Padahal ini tidak lucu sama sekali.  

Kegaduhan-kegaduhan, saling caci maki, rasanya sudah menjadi hal yang biasa. Kubu satu dan kubu lainnya saling baku hantam. Lantas keluarlah kebijakan dengan undang-undang tentang 'ujaran kebencian.' Tapi undang-undang ini dihadirkan untuk golongan tertentu. Suara-suara vokal mengkritisi kinerja pemerintah diciduk dengan pasal ujaran kebencian. Namun ada suara-suara pihak pemerintah yang begitu vokal menebar kebencin masih berlenggang tanpa ada dosa. Ini begitu lucu. 

Melayani, Melindungi, dan Mengayomi masyarakat. Semboyan Kepolisian yang selalu digadang-gadang. Namun semboyan itu kurang sesuai untuk situasi saat ini. Pasalnya polisi sekarang banyak meresahkan masyarakat. Ini sungguh-sunggu membuatku tersenyum getir. Ketika masyarakat tidak percaya lagi dengan pihak kepolisian yang kononnya melayani, melindungi serta mengayomi masyarakat berbalik menjadi menegangkan dan membuat takut masyarakat.

Tulisan ini diikut sertakan pada program one day one post Blogger Muslimah Indonesia

#odop #bloggermuslimahindonesia #odopokt2

Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

2 Comments

  1. Getir. Merasa terpenjara hidup di negeri sendiri :(

    BalasHapus
  2. ngeri ngeri edap sekarang mbak, membungkam yang haq, membiarkan yag bathil. that now happen in our country (maaf bahasa inggrisnya belepotan , mbak )

    BalasHapus