Selama pulang ke kampung baru kemarin malam Aku belanja ke sebuah swalayan yang cukup besar di kota tempatku tinggal. Karena ada barang yang ingin dibeli makanya mau tidak mau Aku harus berbelanja swalayan. Kemarin malam orang yang berbelanja begitu padat.
Mutar-mutar untuk mencari barang yang Aku cari. Akhirnya ketemu juga. Karena hanya mencari satu barang saja setelah dapat Aku lantas ke kasir. Antrian kasir yang penuh dan panjang mataku liar mengamati orang yang mengantri di depanku. Rerata belanja keperluan dapur ataupun membeli keperluan susu bayi.
Selain liar mengamati barang belanjaan,Aku mengamati kasir yang sedang menghitung harga belanjaan. Ada yang membuat Aku mengerutkan kening ketika kasir menghitung total harga belanjaan pengunjung. Ketika menghitung total harga dan uang yang dikembalikan ada nilai recehan Rp.200 atau Rp.300 maka sang kasir langsung berucap "Bu, dua ratusnya didonasikan?." Donasi yang mereka sebut tidak disebutkan dengan jelas untuk donasi apa dan kemana.
Seketika otak Akuntansiku berputar dan menghitung-hitung. Jika satu orang dengan mendonasi dua ratus rupiah dengan cara begitu maka setiap hari yang datang ribuan orang maka sudah berapa hasil dari donasi tersebut. Begitulah kali-kali kasar otak Akuntansiku. Mungkin yang membaca tulisan ini ada yang membatin dan menganggap Aku orang yang pelit. Dengan uang dua ratus atau lima ratus rupaih saja berhitung begitu. Kalau dibelikan permen uang segitu tidak laku. Tapi dalam urusan jual beli harus jeli dalam penghitungan.
Saat giliranku semua total belanjaan Rp.75.500. Sang kasir tetap sama seperti para pembeli yang sebelumnya di depanku. Kasir berujar "Bu, lima ratusnya boleh donasi." Aku yang sudah terlanjur penasaran langsung saja menanyakan "ini mau di donasikan kemana, Mba?." Sang kasir langsung berubah wajah tidak senag dan menjawab "Donasi kalau ada bencana!" Intonasi suaranya yang sedikit menekan membuat yang mengantri di belakang mengarahkan mata ke sang kasir. Lantas Mba Kasir ngedumel "kalau ngga mau Donasi ya sudah. Ini limaratusnya coklat saja Karena tidak ada uang kecil" sembari memasukan barang yang aku beli ke dalam pelastik.
Lantas Aku ingat di negara tempatku merantau. Berbelanja di swalayan besar, swalayan kecil atau mall - mall. Jika belanja dan dari totalan ada kembalian uang dengan nilai sekecil apapun misal 5 sen maka sebisa mungkin mereka akan memberikan uang kembalian itu kepada orang yang belanja. Uang itu mau di donasikan itu terserah oleh yang punya uang. Mereka juga menyediakan kotak Donasi jika para pengunjung ingin berdonasi. Mereka tidak ingin menyuruh pengunjung yang berbelanja untuk berdonasi secara paksa. Hal yang kecil yang seperti ini yang terkadang membuat Aku tidak suka untuk berbelanja ke swalayan Ketika kembali ke kampung.
Donasi, hmmm lagu lama nih 😏
BalasHapuskemarin kemarin sih kayak gitu mini market , tapi sekarang karena pernah ditanya tanya, alhamdulilah nggak lagi , masa mini market sebesar itu masih mengutip dengan alasan sumbangan. itu menjadi tanda tanya orang orang =)
BalasHapusDonasi terselubung
BalasHapusDonasi terselubung
BalasHapus