Asramaku Istanaku


Hidup merantau, jauh dari sanak saudara dan rumah pastinya. Temp at yang paling indah adalah rumah kos atau asrama. Asramalah tempat berteduh, tempat menumpahkan segala lelah setelah beraktifitas. Sudah hampir 8 tahun lamanya aku merantau ke negeri Siti Nurhaliza. Bekerja sebagai karyawan pabrik semiconductor. Sebuah pabrik yang cukup besar. Ribuan orang pekerjanya. Para karyawannya tidak sekedar dari warga Malaysia saja, tapi ada dari beberapa negara seperti Indonesia, Philipina, Nepal. Semua pekerja operator yang berasal dari negara luar akan di tempatkan dalam asrama dan dalam asrama di lengkapi dengan keperluan memasak, kipas angin serta kulkas. 

Pabrik tempat aku bekerja ada beberapa tempat asrama pekerja. Aku sendiri sudah 5tahun di tempatkan di asrama Panorama Lapangan Perdana. Sebuah rumah flat, setiap rumah seprti halnya rumah biasa kamar 3, ruang tamu, dapur dan kamar mandi 1. Dari 3 kamar terdiri dari 2 kamar besar dan 1kamar yang ukurannya kecil. Setiap 1 rumah diisi dengan 10 orang pekerja, kamar yang ukurannya besar setiap kamar diisi 4 orang sedangkan kamar yang ukurannya kecil diisi 2orang. 

Dalam setiap rumah juga tidak diisi 1shift agar waktu untuk mandi dan lainnya tidak berdesakan. Setiap rumah akan ada shift A, B dan C. Di asrama meskipun dalam 1rumah terdiri dari 10 orang tetapi kami jarang bertemu dengan shift satu dan

Bagi perantau seperti aku dan kawan-kawan, asrama merupakan istana yang nyaman. Asrama bukan sekedar tempat berteduh melainkan tempat meluruhkan segala rasa letih setelah bekerja. Asrama juga tempat melebur rasa kerinduan akan keluarga di kampung halaman. Teman-teman asrama meskipun dari latar belakang berbeda, suku berbeda, pulau yang berbeda tapi sudah seperti saudara kandung.

Asrama Panorama, cukup nyaman untuk kami tinggali meskipun harus berbaur dengan masyarakat tempatan. Tetanga samping asramaku orang etnis China, depan rumah etnis India dan bawah rumah satu tingkat dari rumahku orang melayu. Semua tetap aman meskipun kami juga tidak saling kenal. 

Di asrama tempat favorit adalah kamar dan balkoni. Aku bisa seharian tidak keluar kamar. Tidak hanya tidur saja di dalam kamar, tapi, terkadang membaca buku atau menulis di dalam kamar. Jika, ada teman-teman shift lain yang sedang tidur barulah menulis, membaca atau sekedar menonton via laptop di ruang tamu. Balkoni asrama yang tak begitu lebar dan telah disulap menjadi tempat menjemur kain juga menjadi tempat favorit. Setiap pagi hari, ketika matahari hampir naik kepermukaan bisa melihat deretan gunung-gunung batu yang menjulang. Sungguh indah untuk menyegarkan mata. Dulu samping blok tempatku tinggal banyak pepohonan. Tapi, sekarang ini pohon-pohon itu sudah ditebang dan lahan tersebut dibangun rumah-rumah mewah, apartment yang menjulang tinggi. Setiap malam aku juga sering duduk di balkoni hanya sekedar menghirup udara malam dan melihat langit kelam. 

Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

2 Comments

  1. Dulu aku juga ada di asrama, Cuma bedanya aku dulu di asrama pesantren. rasanya 11 12 kali yaaa, hehe

    BalasHapus
  2. Saya bisa merasakan apa yang Mba rasakan.

    BalasHapus