Kenangan Aku Dan Seorang yang Tidak Akan Kusebutkan Namanya

By: hipwee

"Satu hal yang tidak menua adalah kenangan"

Jumat 12 tahun lalu tepatnya saat bulan januari. Sepulang sekolah aku menaiki angkot menuju ke undangan acara sebuah organisasi. Aku berangkat sendiri kebetulan yang lainnya ada kegiatan lain pula. Dengan penuh percaya diri aku melangkahkan kaki ke tempat acara. Di sana terlihat peserta undangan dan panitia sudah pada berdatangan. Mayoritas perempuan. Sebagian lelaki sedang sholat jumat. 

Ba'da jumaatan ruangan mulai penuh. Kursi-kursi yang tadinya kosong sudah diduduki oleh para tetamu. Setelah itu pembawa acara membuka acara dengan semangat. Para undangan juga tidak kalah semangat menjawab sapaan pembawa acara. Satu persatu acara mulai dijalankan. Sangat menarik sekali acara persahabatan antar sekolah itu. Ada yang berbeda dari acara tersebut. Di sana ada acara menjadikan sisawa/siswi entrepreneur. 

Aku duduk di bangku barisan tengah. Bergabung dengan perwakilan dari sekolah lain. Kami membaur saling kenal. Saling tukar cerita untuk mengusir kecanggungan, mencairkan suasana. 

"Assalamualaikum... " satu suara mengucapkan dari belakang tempat dudukku.

"Waalaykumsalam" seketika aku melihat melihat ke arah suara itu berasal. 

"Sendiri saja? Mana temannya" tanya sosok itu.

"Iya, yang lain juga lagi ada acara" jawabku.

"Kamu masih kenal aku kan?" Tanyanya lagi penuh percaya diri.

Aku merasa dia memang tidak terlihat asing. Tapi, ingatanku terkadang payah. Seringkali kenal wajah tapi tak ingat nama. Dan tak jarang pula lupa dimana kami pernah bertemu.

"Hmmm ngga apa-apa kalau lupa. Kita bisa kenalan lagi" senyumannya mengembang. Seakan membaca pikiranku dari raut wajahku yang barangkali saat itu tampak bingung. 

"Maaf... Aku lupa" jawabki dengan wajah memerah. 

Seketika dia menyebutkan namanya. Saat itu pula aku ingat dimana pertama kali kami berjumpa. Dan pernah bekerja sama dalam acara antar sekolah.  Sejak saat itu kami sering berkomunikasi. Sering berdiskusi soal dunia usaha. Hingga akhirnya kami berkolaborasi membuat usaha kecil-kecilan.

Hampir setiap hujung minggu dia datang ke rumahku untuk berdiskusi soal usaha kecil yang akan kami jalankan. Sesekali kami keliling naik sepeda motor tua kesayangannya. Berkeliling ke warung-warung yang akan kami titipi produk yang kami jual. Dengan siatem konsinyasi tentunya. 

Dari kerja sama itu Aku banyak belajar usaha dari dirinya. Bahkan hari ini dia masih setia mengajari tentang ilmu bisnis. Sebuah kenangan masa lalu dengan dia yang tidak akan aku sebutkan namanya. Naik motor tua panas-panasan hingga jadi sahabatan sampai sekarang. Terimakasih untuk semuanya.

Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

2 Comments