Death

gambar by pixabay 

Hari mulai sunyi, suara nyayian jangkrik bagaikan seriosa di dalam gedung pertunjukan musik dunia yang ada di Sydney. Bergema mengisi ruang sepi. Kopi tubruk asapnya masih mengepul. Menusuk-nusuk hidung. Pikirannya melayang. Bebas tanpa ada masalah.

Hidupnya gersang. Tiada cinta, bahkan tawa juga tiada pernah melintas dari bibirnya yang hitam. Hidupnya berbalut duka semenjak kematian istrinya beberapa tahun lalu. Ruangan yang tidak besar namun tidak terlalu kecil tempat ia bersembunyi, menuliskan segala pikiran-pikiran aneh yang melintas di benaknya. Rambut dan badannya mulai tidak terurus. Tiada siapa yang peduli. Badan kurusnya semakin ceking, rambutnya kian panjang dan menjadi sarang serangga menggerogoti kulit kepalanya.

Dia selalu menjamahku tidak peduli hari pagi, siang atau malam. Sungguh begitu beringas. Tanpa ada jedah. Menghisap setiap bagian tubuhku tanpa memberi celah. Kadang meninggalkanku ketika puas menghisap tubuhku di setengah bagian. Dan datang lagi untuk menghabiskanku ketika ia suka. Dasar! Ia sungguh tidak peduli akan tubuhnya. Kurus ceking karena penyakit yang dideritanya, karena telah menjadikanku teman kencannya.

"Tuan, kasihanilah tubuhmu. Jangan menyiksa dirimu dengan terus-terus menjamah tubuhku, menggauliku," aku selalu memperingatkannya. Namun, ia tetap tidak bergeming. Tidak peduli dengan dirinya sendiri.

Bodoh! Ia amat bodoh sekali. Karena kematian istri yang dicintainya ia membunuh dirinya perlahan dengan terus mengencaniku. Menjamahku siang, sore atau malam. Bahkan lebih parah ia mengencaniku setiap jam dan setiap waktu. Tidak pernah membiarkanku tenang barang sejenak.

Paru-paru, bibir serta sistem pernapasannya sudah menjadi onderdil rongsokan, karena ulahku. Namun ia tidak perduli. Aku tetap berada dihujung jarinya lantas ia mengisapku dengan sempurna. Hingga tubuhnya menjadi tulang belulang perlahan mati tanpa diketahui.

Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

4 Comments

  1. Keceee, Ada typo dikit , sama pengulangan kata aja sih, misal: menjamah, mengencani, hehehe. Tapi diksinya pas,udah ga egois dengan menjadikan benda sebagai obyek pencerita eciyee. :)

    BalasHapus
  2. Plak!
    Kena dech saya 😂

    "Rokok Membunuhmu!"

    BalasHapus