Laki-Laki Harus Baca!



BY: GOOGLE 

Tulisan ini adalah sebuah pelajaran ketika sang jomblo (single ding lebih enakan dikit dengar)  menjerumuskan diri dalam sebuah group parenting. Isi group tersebut dari ibu-ibu senior alias ibu-ibu yang sudah makan asam garam dalam dunia rumah tangga, hingga mahmud a.k.a mamah-mamah muda, serta penghuni minoritas yaitu si para single yang ingin tahu dunia parenting sebelum memasuki dunia tersebut dengan nyata.

Bulan-bulan lalu ketika muncul berita seorang ibu yang tega membunuh bayinya. Grup parenting Ini mendadak heboh. Banyak juga yang berfikir kenapa sampai tega membunuh darah dagingnya sendiri. Hingga diskusi ini berlanjut tentang pengalaman-pengalaman para ibu -ibu di group pasca melahirkan.

Untuk para lelaki yang bergelar suami atau calon suami. Di sini saya bukan ingin menjelaskan secara teori. Melainkan saya ingin berbagi atas apa yang saya dengar dari curhatan para ibu-ibu tentang depresi pasca persalinan. Pernahkah mendengar "Depresi Post Partum" yaitu sebuah rasa kesedihan yang hadir, kekosongan yang mengganggu kehidupan sehari-hari pasca melahirkan. Deperesi ini sering tidak disadari oleh penderita. Jika, hal ini berlarut-larut dalam waktu yang panjang ajaklah istri anda untuk segera ke psikolog. Ketahuilah psikolog Itu bukan tempat orang gila maupun tempat haram untuk didatangi.

Dari berbagai cerita dalam group parenting Itu. Beragam kisah ibu-ibu pasca melahirkan. Ada yang mengalami depresi post Partum (DPP) yang begitu hebat. Sebut saja namanya ibu Raisa yang mengalami DPP pasca seminggu melahirkan. Ketika seminggu pasca melahirkan beliau mengalami kesedihan, merasa takut terabaikan, bahkan mengalami kekosongan. Padahal seharusnya dia senang karena kelahiran buah hatinya. Bahkan ia sempat tidak ingin melihat bayinya. Sesekali timbul prasaan ingin membunuh bayinya. Sehingga dia harus di jauhkan dengan benda-benda tajam.

Hingga akhirnya sang suami harus membawanya ke psikolog. Tidak mudah memang untuk menangani hal seperti Ini. Harus ada peran suami yang terus mendukungnya untuk sang istri keluar dari DPP. Bagi suami juga dituntut untuk selalu mendengarkan curhatan-curhatan istri, selalu ada saat istri melahirkan dan pasca melahirkan. Jangan pernah biarkan sang istri sendrian sehabis melahirkan. Bantu pekerjaan istri pasca melahirkan karena rasa letih pasca melahirkan salah satu pemicu DPP.

DPP ini dialami oleh semua ibu-ibu pasca melahirkan. Hanya saja tingaktannya yang beda. Ada yang masih dalam kewajaran dan ada yang lagi melampaui batas kewajaran. Sehingga untuk para lelaki harus tau akan hal ini. Karena dalam dunia pernikahan bukan sekedar hidup aku dan kamu. Tapi, setelah itu ada dia (anak) Sehingga nantinya jumlahnya bertambah menjadi mereka (anak-anak yang jumlahnya lebih dari satu).

Ada juga yang disebut dengan Baby Blues Syndrome. Gangguan ini juga tidak jauh bebeda dengan PPD. Ini terjadi saat pasca melahirkan juga. Setiap ibu yang melahirkan 80% akan mengalami Ini. Tetapi tergantung tingkat seberapa parah sang ibu mengalami hal ini. Ada yang tidak begitu parah dan masih bisa cepat diatasi dengan melawan prasaan-prasaan yang timbul yang dapat mengakibatkan hal negatif terhadap diri dan bayinya. 

Masih banyak Raisa-raisa lain yang mengalami seperti Itu. Dan bisa jadi kita para wanita mengalami hal serupa dengan Raisa. Jadi, Ketahui hal ini meskipun tidak mengalaminya.

Untuk lebih jelas mengenai Depresi post Partum (DPP) bisa buka link di bawah ini.

https://duniasehat.net/2014/10/03/depresi-post-partum/

Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

7 Comments