Biarkan Impianmu Menjejak Nyata!

Setiap manusia punya mimpi, cita-cita. Aku ingin begini, aku ingin begutu, ingin ini itu banyak sekali. Ya! Seperti lagu doraemon. Semua itu tidak ada salahnya jika kita mampu mewujudkannya. Selama ini dari zamannya TK kalau ditanya cita-cita pasti jawabannya mau jadi guru, polisi, tentara, dokter dan lain sebagainya. Beranjak SD sudah berubah lagi cita-citanya, dan masuk SMP ditanya cita-cita kadang bingung, tapi masih juga menyebutkan salah satu profesi yang terlihat menyenangkan. Masuk dunia SMA tambah bingung apa cita-cita yang mau diraih. 

Saat aku kecil juga suka gonta-ganti cita-cita. Hingga akhirnya kelas 2 SMA aku membuat "Dream book" sederhana yang isinya impian yang ingin aku capai. Nah, ternyata lumayan banyak apa yang harus aku capai. Impian yang paling dekat untuk dicapai saat itu adalah setelah lulus SMA harus bisa masuk Fakultas Teknik Industri di Universitas Sumatra Utara (USU). 

Memang tidak mudah untuk mencapai Impian. Segala les aku ikuti supaya bisa mencapai apa yang aku inginkan. Setamatnya SMA aku mengikuti tes masuk perguruan tinggi negeri. Setelah beberapa tes aku ikuti tak ada yang lulus, mungkin itu belum rezekiku. Bukankah rezeki apa yang telah kita miliki?. Kecewa? Itu pasti. Tapi, harapan untuk bisa kuliah masih membara. Saat itu orang tua mampu untuk menguliahkanku walau harus masuk universitas swasta. Lagi-lagi aku berfikir dengan berbagai pertimbangan untuk bekerja dahulu baru tahun depan ikut tes penerimaan mahasiswa baru. 

Tki Bukan Cita-cita
Dalam dream book yang aku buat tidak pernah aku menuliskan impian untuk menjadi TKI. Bahkan aku tidak pernah terfikir untuk menjadi TKI. Tapi, langkah kaki, rezeki menetapkanku untuk menjadi seorang TKI. Akhirnya, dream book yang aku punya mengalami revisi. Dari 40 impian yang aku punya aku bagi menjadi tiga bagian yaitu jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

Aku pernah dianggap orang gila mimpi oleh teman-temanku. Tapi, semua itu wajar, mereka tidak tahu apa tujuan hidup kita. Bak kata seorang pengusaha "Tak ada cita-cita yang terlalu tinggi, hanya saja usaha yang tak setinggi cita-cita." Jadi, mereka beranggapan semua mustahil untuk di wujudkan.

Krisis Global
Krisis global yang menimpa seluruh negara membuat prusahaan tempatku bekerja ikut terkena dampaknya. Dalam seminggu hanya 1-2 hari saja bekerja, selebihnya pekerja di rumahkan. Sungguh di awal bulan akan terasa. Gaji yang di dapat tidak akan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan tidak ada pengalaman bekerja sebelumnya aku memberanikan diri untuk mencari kerja tambahan. Bukan mudah untuk mencari kerja partime dengan keadaan krisis global. Tapi, aku tetap nekat juga demi tetap hidup di negara orang sebatang kara. Setiap kedai yang ku masuki untuk mengemis pekerjaan tambahan selalu jawabannya sama "tidak terima pekerja." Mengelus dada,  sepempat menyesal pun ada. 

Tapi, aku bukan orang yang pantang menyerah begitu saja tanpa ada usaha maksimal. Seminggu pencarian kerja akhirnya kedai mamak atau restoran India muslim menerimaku bekerja menjadi bagian dapur. Bukan menjadi chef, itu sangat mustahil. Aku hanya menjadi DJ alias tukang cuci piring. Mereka tidak berani menempatkanku di depan, karena permit atau ijin kerjaku sebagai pekerja pabrik. Jadi, setiap libur kerja di pabrik aku bekerja sebagai tukang cuci piring. Uang gaji perhari cukup lumayan buat tambahan makan sehari-hari dan menabung sedikit untuk modal pulang ke kampung menunaikan cita-cita yang sempat tertunda. Ternyata krisis global tidak hanya 1 bulan atau 2 bulan saja. Krisis global begitu panjang hingga hampir 2 tahun. Setelah itu pabrik tempatku bekerja mulai menjalani ekonomi stabil. Dua tahun bekerja, melirik tabungan yang isinya tak seberapa. Akhirnya aku putuskan untuk menyambung kontrak kerja lagi. 

Impian menjadi nyata!
Allah punya rencana indah. Perjalanan panjang aku lewati di negara orang tanpa sanak saudara. Akhirnya kontrak kerja memasuki tahun ke-5. Lagi-lagi Allah memberi kejutan indah. Informasi-informasi kuliah sambil bekerja singgah di beranda facebook. Akhirnya aku tanpa berfikir panjang menelphon Ibu dan Bapak untuk minta izin kuliah di sini. Restu Ibu dan Bapak telah aku kantongi. Segala persyaratan mendaftar akan segera aku penuhi. Jika dulu aku tak pernah punya cita-cita untuk kuliah mungkin sekarang ini hanya menjadi pekerja sepenuhnya. Meskipun tidak kuliah di tempat yang aku inginkan setidaknya aku menjadi seorang mahasiswa. Allah lebih tahu apa yang aku butuhkn. 

Menjadi pekerja merangkap status mahasiswa bukan mudah. Harus bisa membagi waktu bekerja dan belajar. Aku punya hobi menulis sejak SMP, meskipun hanya menulis di buku tulis yang aku jadikan buku diary. Hingga akhirnya aku menuliskan dalam dream book "aku harus punya karya yang diterbitkan minimal buku antologi."

Semenjak menuliskan itu seakan Allah merestui apa yang aku tulis. Info bedah buku banyak berdatangan, dan pada satu hari aku di inbox oleh Pipiet Senja penulis senior Indonesia yang saat itu kami hanya kenal via sosmed. Beliau mengabarkan akan mengisi bedah buku di University Pendidikan Sulatan Idris (UPSI) dengan Arul Choirullah ketua FLP Hadramaut. Kampus UPSI tidak jauh dari asramaku. Aku dan kawan-kawan datang rombongan untuk mengikuti bedah buku. Di sana akhirnya aku bertemu sastrawan kondang Indonesia. Banyak ngobrol dunia penulisan. Akhirnya komunikasi dengan dengan Bunda Pipiet Senja semakin intens. Selalu diterror menulis. Sehingga aku pun berani untuk menuliskan impian untuk punya karya yang diterbitkan ke dalam impain jangka pendek. Betul saja awal 2015, dua karyaku terbit dalam dua buku antologi. 

Jika dulu aku tak punya impian tinggi untuk melanjutkan kuliah. Mungkin saat ini aku tidak akan pernah kuliah. Dan jika aku tidak pernah berani bermimpi untuk punya karya, mungkin saat ini aku tak punya tulisan yang akan diterbitkan. Dan masih banyak sederet mimpi yang sudah terceklis,  meskipun masih lebih  banyak yang belum di ceklis. 

"Gantungkan impianmu setinggi langit. Barengi usaha yang kuat untuk mewujudkannya." 

http://romapakpahan.blogspot.my/2016/08/giveaway-aku-dan-impianku.html?m=1

Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

9 Comments

  1. Wew awie.. inspiratif banget..😍😍😍 moga dapet ya giveawaynya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Klo menang awie pinjamin bukunya.tapi ke medan klo mau baca hahah

      Hapus
  2. Perjalanannya luar biasa yah... inspiratif. Kudu punya dream book kayaknya aku nih.. biar dream nya dibaca terus. Masuk ke hati dan pikiran yah kak I lop u kak awie...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mak pinnih. Bisa di ingat2 klo lupa target impiannya .

      Hapus