Kejutan Kecil Untuk Umi


Gambar by: Bangsyaiha 


Sudah beberapa hari ini bang Alif demam, muntah-muntah. Tentu saja aku dan istri sangat khawatir dengan keadaan anak yang sedang sakit. Sudah beberapa kali dibawa ke klinik, tetapi hasilnya masih sama. Hingga akhirnya bang Alif dan istri ku boyong ke rumah mertua.

Sudah hampir seminggu lamanya bang Alif dan uminya di rumah nenek. Sementara aku tetap tinggal di istana kontrakan kami karena kerjaan tidak bisa di tinggal. Hari ini selesai mengisi acara pelatihan guru di Cileungsi aku ingin singgah sebentar ke toko buku.

"Assalamualaikum. Abi, hari ini abang Alif sudah membaik dari kemarin"  isi pesan singkat dari istri tercinta.

"Waalaikumsalam, alhamdulillah. Abi juga sudah kangen sama bang Alif. Pengen main bareng bang Alif, pengen melihat senyum ceria bang Alif" balas ku.

"Hmmmm kangen sama bang Alif saja. Nggak kangen sama uminya?"

"Kangen nggak ya..." candaku dalam pesan balasan.

Benih cinta yang ku tebar 2 tahun lalu, saat mengikrarkan janji setia di hadapan ayah mertuaku kini semakin mengakar kuat. Layaknya pecandu narkoba yang susah untuk melepas kecanduannya. Cinta ini semakin bersemi dengan kehadiran bang Alif mewarnai istana cinta kami.

Masih tergambar jelas dalam ingatan masa di mana aku ditanya oleh ayah mertuaku saat hendak meminang anaknya.

"Nak Syaiful Hadi serius ingin berumah tangga dengan Ella Nurhayati anak bapak?" tanya lelaki yang penuh jiwa kebapakan, namun tegas ucapan dan tindakannya.

"Saya serius, pak. Tidak ada kata main-main dalam hidup saya ketika saya memutuskan untuk menggenapkan setengah agama saya" jawab ku serius, meyakinkan. Dengan gaya bahasa yang sedikit kaku seperti rapat organisasi di kampus.

Masih teringat dalam ingatan kata-kata bijak seseorang "Orang terbaik adalah yang paling baik perlakuannya terhadap istri (keluarga)" Perkataan bijak yang kerap aku renungi kala memutuskan menikah.

****

Siang sehabis mengajar, aku langsung meluncur ke rumah mertua untuk menjemput bang Alif dan istri. Sesampainya di rumah mertua ku lihat senyum bang Alif mulai merekah di bibir mungilnya. Senyuman yang sempat tenggelam karena demam menjelang hari ulang tahunnya yang ke-satu. Kini senyuman itu telah kembali memberi semangat dan mengabarkan "abi, bang Alif Sudah sehat" begitulah arti dari senyumannya.

Sore sepulang dari rumah mertua, aku ingin memberi hadiah kepada istri. Masih terpikir hadiah apa yang pas untuk istri. Hadiah yang harganya terjangkau mewah nilainya. Karena memberi hadiah kepada pasangan bukan selalu dilihat dari harganya tetapi nilai keikhlasan.

Saat Angkot yang kami tumpangi melewati jalan Paledang seketika aku memberi isyarat "Mang, pinggir ya" ucapku dari bangku penumpang. Istri seketika melihatku heran. Tetapi, aku pura-pura tidak tahu.

"Bi, kenapa kita turun di sini? rumah kita kan masih jauh" Tanya istri padaku.

"Hari ini abi mahu kasih hadiah ke umi" jawabku sembari melemparkan senyum kebahagiaan. Umi menggendong bang Alif dan menggandeng tangan kananku, tangan kiriku membawa tas yang isinya perlengakapan bang Alif selama di rumah nenek. Kami berjalan menuju De' palm cafe. Sampai di cafe, aku mengambil tempat yang terlihat romantis. Saung kecil yang di depannya ada kolam ikan, dan sekitarnya ada pepohononan palm yang tidak terlalu besar, tetapi membuat suasana saung rindang dan suara gemerecik air membuat suasana lebih romantis.

Sesaat kemudian pelayan mendatangi kami dengan membawa daftar menu. Aku memesan bebek peking porsi untuk berdua, tumis kangkung, udang goreng tepung dan puding sementara istri memesan masakan khas Sunda dengan berbagai lalapan. Sembari menunggu pesanan datang, aku dan istri ngobrol panjang, seperti orang yang tidak jumpa setahun padahal baru seminggu tidak ketemu. Bagi kami komunikasi adalah perekat hubungan dalam rumah tangga. Meskipun masih banyak orang yang beranggapan komunikasi dalam rumah tangga itu hal yang biasa-biasa saja. Dari awal menikah, komunikasi satu sama lain, antara suami dan istri inilah yang kami jaga. Hingga akhirnya semakin menumbuhkan rasa cinta dan saling percaya satu sama lain. Selain itu juga dari cara ini kami lebih mengenal satu sama lain. Karena proses taaruf bagi kami bukan saat ingin mengkhitbah, tetapi proses taaruf itu sepanjang hayat.

"Abi, ingin berterima kasih kepada umi yang sudah ikhlas menjadi bagian hidup abi. Sudah memberi warna yang lebih indah selama dua tahun ini. Menjadi suporter kala semangat abi sedang futur, Sudah ikhlas menjaga zuriat kita. Abi belum bisa memberi banyak kepada umi. Tetapi, sekuat dan semampu abi akan mencurahkan seluruh cinta abi kepada umi dan keluarga kecil kita. Terimakasih sudah menjadi bagian hidup abi, semoga kebersamaan ini kita bawa hingga ke jannah-Nya" ku genggam erat tanggannya, dan ku kecup keningnya. Terasa butiran hangat menetes dari balik lensa matanya, seketika ku usap lembut pipinya. Meskipun aku bukan lelaki romantis layaknya remaja-remaja kekinian. Kata-kata yang ku ucapkan juga sudah aku fikirkan sejak di perjalanan dari rumah mertua menuju cafe.

" Terimakasih juga untuk abi yang sudah memilih umi menjadi bidadari dalam kehidupan abi. Terimakasih atas kejutan ini, bi. Umi bahagia banget" balas istriku lirih, dengan wajah merah merona.

Pramusaji pun datang membawa pesanan kami. Dan kami melahap menu yang tersaji. Sementara bang Alif masih berjingkrak-jingkrak, sambil tertawa lepas, senang melihat ikan-ikan koi yang ada di kolam.

*****
Cerita ini hanya fiktif. Happy #2anniversaryaElsya. Semoga bang Syaiha dan teh Ella langgeng hingga ke jannah. Dan selalu menjadi keluarga yang SAMARADA (Sakinah, mawadah, warahma dan dakwa). Selalu menyebar kabaikan dan bermanfaat untuk orang banyak.







Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

12 Comments

  1. Jd kayak true story ya aa hehe

    BalasHapus
  2. pas di awal-awal baca, kirain itu kejadian nyata yang sengaja dikutip, tapi kok gak pernah tahu kalau istri & putra bang syaiha pernah dititipkan di mertua ya... atau sy yang ketinggalan berita, haha...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kisah pngantarnya true story. Kisah slnjutnya fiksi. Hehee

      Hapus
  3. True Love...True Story yang bagus.

    BalasHapus
  4. Awalnya mngutip sdkit crita bang syaiha slnjutnya crita fiksi hehe

    BalasHapus
  5. Romantisnya..., semoga menang ya mba Wie :-*

    BalasHapus
  6. Aaaakk baper mbaaak 😂😂😂

    BalasHapus