Menikmati Peran Kakek Dan Nenek


Tiga hari ini agak sibuk dari biasanya. Sudah dua hari belum setoran di ODOP. Tantangan khusus untuk keluarga konstantinopel juga belum dikerjakan. Tantangan dari group besar juga belum dibuat. Hutang nulis sudah menumpuk. Semoga bisa dibayar secara lunas.

Aku mau nulis kebahagiaan di rumah kami. Rumah yang tidak mewah, namun cukup sederhana. Berlimpah bahagia dan berkah. Aamiin.

Terlahir sebagai anak pertama dari tiga bersaudara. Anak pertama bahunya harus kuat. Tidak boleh lemah. Haha kok kayak gatot kaca.  Jadi, terlahir menjadi anak pertama adalah bagian dari takdir Allah SWT. Tapi, harus diingat menjadi anak pertama itu tidak harus menikah diurutan yang pertama.

Dalam Bab nikah ini jika dibahas akan panjang. Kelahiran, jodoh, rezeki dan kematian sudah Allah SWT atur sedemikian rupa. Tidak perlu kita mempermasalahkannya. Jalani dan syukuri segala proses hidup ini.

Jadi, adik aku yang paling bontot sudah menikah. Melangkahi aku dan adikku yang laki-laki. Alhamdulillah adekku yang bontot jodohnya sudah lebih dulu dari pada kakak dan abangnya. Nah, sebulan lalu di usia 7 bulan kehamilan, adekku ini lahiran prematur. Dan syukurnua bayi mungil yang dilahirkan berjenis kelamin laki-laki, dengan berat 2,5 kg sehat walafiat.

Dari sini bermula status Abah dan Ibukku menjadi seorang kakek dan nenek karena kelahiran cucu pertamanya. Dengan peran kakek dan nenek yang baru. Abah dan ibu begitu bahagia. Selama 3 minggu lahiran, adekku tinggal di rumah kami. Selama tiga minggu itu kami terbiasa dengan suara bayi yang kalau nangis menggelegar. 

Saat masuk di minggu ke-4. Adikku dan anaknya pulang ke rumah mertuanya. Karena memang mereka tinggal di sana. Selama si bayi pulang rasa rindu mulai terasa.  Rindu sama rengeknya, nangisnya, muka mungilnya. Sehinggalah tiap hari harus video call.

Sudah hampir sebulan si bayi tidak ke rumah kami. Rindu makin mengakar kokoh. Meskipun tiap hari sudah video call. Senin kemarin bayi tidur si rumah sampai hari ini. Mungkin mereka seminggu di rumah sederhana kami. Tiap waktu, tiap detik, tiap perbincangan selalu saja menceritakan bayi mungil itu. Kakek dan nenek begitu bahagia.

Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

2 Comments

  1. semangaat nglunasin tantangan...
    semoga kelurga debaynya selalu sehat

    BalasHapus
  2. Bayi memang selalu menghadirkan rindu. ❤

    Harus lunas ya mbak. Kutunggu cerita-ceritamu.

    BalasHapus