Ikhwan - Ikhwan Berko(n)de

By Google 


Hampir seminggu belakangan ini lagi ramai-ramainya tentang puisi Bu Sukmawati yang isinya membuat nyeri hati umat muslim. Tapi, tulisan ini tidak akan membahas ibu Indonesia ada sari konde yang dimaksud dalam puisi Bu Suk. 

Dalam ruang-ruang komunikasi sekarang semakin mudah. Beragam grup dalam aplikasi whatsapp dibentuk dengan tujuan untuk mempermudah komunikasi satu sama lain. Ada yang isinya ikhwan-ikhwan saja, ada pula yang isinya akhwat-akhwat, ada pula yang isinya ikhwan-akhwat. Tidak sampai di situ facebook juga memberi ruang berintraksi yang lebih bebas. 

Terkadang candaan-candaan begitu serunya. Bahkan hampir lupa di dalamnya bukan sekedar kumpulan ikhwan saja tetapi ada akhwat di sana. Sesekali terdengar pula candaan tentang pernikahan. Sentilan bahkan kode-kodean. Seperti halnya candaan "mapan dulu baru nikah" atau kata-kata "Ya Allah,  pengen bidadari dunia yang dirindui surga" toh bagi yang sudah dewasa paham ilmu agama dan sudah sering ke seminar pra-nikah. Kode semacam itu harus lebih diminimalisir.

 Jika sudah siap nikah datangi saja orang tua sang akhwat. Bukan sekedar mengkode. Jika nantinya ada penolakan itu bagian dari suatu kewajaran. Dan jika diterima adalah hal kebaikan yang disambut dengan kebaikan yang sama. Jika nikah menunggu mapan itu susah. Toh menunggu mapan ibaratnya walikota mapan saja umur 50 an tahun. Masak sih umur 50 an baru mau nikah. 

Sebenarnya ini bukan sekedar untuk para ikhwan (aktivis dakwah) tapi untuk para ikhwan-ikhwan yang tidak ikut dalam barisan aktivis dakwah juga. Ya Akhi...jika sudah siap nikah segerakan saja. Jangan banyak pasang ko(n)de-ko(n)de. Karena ngga semua akhwat bisa baca ko(n)de. 


NB : Self remainder 

Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

2 Comments

  1. Ahahaha... Judulnya itu loh. Keren.
    Nah ikhwan lepaskanlah ko(n)demu. Udah bukan zamannya kode sekarang.

    BalasHapus