Tidak salah jika Indonesia punya semboyan gema ripah loh jinawi (kekayaan alam yang berlimpah). Dari Sabang sampai Marauke kekayaan alam melimpah ruah dari hasil laut, hutan, ladang, perkebunan, bahkan Indonesia punya tambang emas yang besar tapi sayang dikuasi asing.
Hasil perkebunan seperti cengkeh, kayu manis, merica dan kopi merupakan komoditi terbaik Indonesia. Bahkan kopi Indonesia adalah kopi terbaik yang paling diburu di dunia. Berbicara soal kopi saya jadi ingat sebuah desa yang pernah saya kunjungi.
Namanya Desa Nangsri. Desa di Pulau Jawa tepatnya Temanggung. Desa Nangsri terletak di kaki gunung Sindoro. Suasana alam di Desa Nangsri begitu asri. Mata pencarian masyarakat Desa Nagsri sawah, kebun sayur, kopi, kakao, cengkeh, dan peternakan. Masyarakatnya cukup ramah, guyub dan rukun. Alhamdulillah saya bisa merasakan keramahan Desa Nangsri walau hanya 4 hari.
Saat itu saya liburan ke Pulau Jawa tepatnya Jogja dan Magelang. Tapi, teman saya mengajak untuk ikut ke kampungnya di Desa Nangsri, Temanggung. Tanpa berpikir panjang saya pun ikut dan tinggal selama beberapa hari di rumahnya. Keluarganya yang ramah membuat saya betah. Terlebih lagi dengan suasana pedesaan, dengan udara pegunungan yang dingin menusuk kulit hingga ke tulang. Setiap pagi, selama di Desa Nangsri tuan rumah menyuguhkan kopi atau pun teh panas. Sungguh kenikmatan yang tiada terkira dan tidak bisa didustakan. Menikmati kopi dari desa penghasil kopi itu sebuah anugerah tersendiri. Terlebih lagi kopi dibuat dan ditumbuk dengan cara tradisional.
Menikmati kopi tubruk dengan udara pegunungan duduk di depan dapur kayu yang menyala, sambil menghangatkan badan sebuah perpaduan yang sempurna. Menghidu aromanya bisa membuat pikiran lebih segar, menyeruput setiap teguknya adalah sebuah kenikmatan yang tiada duanya. Kopi Robusta Temanggung mempunyai ciri khas rasa tersendiri. Asam kopi lebih strong dan di lidah rasa asamnya bertahan lama. Saya bersyukur bisa menikmati kopi langsung dari sumbernya. Suatu saat ingin kembali lagi ke Desa Nangsri.