"Iya Ges, aku mau melanjutkan cerita yang waktu itu. Menumpahkan segala unek-unek yang buat hidupku nggak tenang" jawab Della.
"Bentar ya. Aku ambil kaset yang haritu" segera Ages berlari menuju kamarnya untuk mengambil kaset dan tape recorder. Tak berapa lama Ages sudah kembali di halaman belakang.
Segera Ages memasukan kaset ke dalam tape recorder.
"Bagaimana, kamu sudah siap?" tanya Ages meyakinkan Della.
"Insya Insya siap" jawab Della mantap. Della mengatur duduknya senyaman mungkin dan sebelum memulai ceritanya ia meneguk teh yang telah dituang ke dalam gelasnya.
Ages segera memutar kaset yang sudah terpasang dalam tape recorder.
"Aku mempunya saudara kembar. Namanya Dello. Karena kesibukan Mama dan Papa menjalankan dunia bisnisnya kami sering ditinggal bersama pengasuh. Seiring waktu berjalan aku tumbuh membesar bersama Dello. Tetapi, apa yang menjadi permainan Dello itu juga yang aku mainkan. Sehingga usiaku beranjak remaja, aku masih selalu mengikuti kegiatan Dello. Dari tekwondo, musik, sampai bermain robot-robotan. Karena Dello emang suka dengan dunia robot. Sehinga ia memilih ITB sebagai kampus yang tepat untuknya.
Aku jadi terbiasa bergaya seperti halnya anak laki-laki. Berpakaian seperti anak laki-laki, memakai celana jeans, kaos, gelang-gelang metal meskipun sesekali aku memakai jilbab. Semua yang kulakukan tak ada yang melarang. Mama dan Papa juga tak pernah protes akan penampilanku dan cara bergaulku. Hingga saat aku masuk SMA aku sebangku dengan Mei. Gadis lugu yang sering sekali di bully dengan genk mini mouse. Aku selalu membelanya, hingga kami menjadi dekat. Tetapi, Mei menganggapkedekatan ini sebagai kawan dan tak lebih dari sahabat. Sementara aku mulai punya rasa terhadap Mei. Meskipun tak pernah terungkap. Aku merasa tersiksa dengan keadaan ini. Sungguh sangat tersiksa. Mungkin perasaan seperti ini yang dirasakan oleh pasangan laki-laki dan perempuan yang memendam rasa suka terhadap seseorang.
Seiring waktu berlalu rasa itu semakin kuat, Tetapi, aku masih tak berani mengungkapkannya. Karena, jika aku mengatakan yang sejujurnya, aku takut Mei akan menjauh dariku. Itu akan semakin membuatku tersiksa. Sampai saatnya kami harus berpisah untuk melanjutkan study masing-masing. Aku akui Mei memang amak yang pintar di sekolah. Sehingga ia berhasil mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Awalnya aku seperti sangat kehilangan. Tapi, aku berfikir ini waktu yang pas untuk melupakan Mei. Waktu yang pas untuk aku berubah." Della menarik nafas panjang sebelum melanjutkan ceritanya.
"Seiring waktu dengan kesibukan kuliah aku, mulai sedikit melupakan Mei meskipun masih ada rasa terhadapnya. Susah memang kalau sudah dilandan cinta" Della dan Ages tertawa.
"Ayo minum lagi. Biar lebih santai" Ages menuangkan teh ke dalam gelas Della.
"Eh, kamu nggak hipnotis aku kan, Ges. Sampai aku bisa cerita selancar ini. Biasanya psikolog itu kan punya ilmu hipnotis gitu" canda Della.
"Ilmu hipnotisku nggak berlaku untuk kamu, Del. Lagian soal yang beginian aku nggak berani gunain ilmu hipnotis itu kalau emang nggak dibutuhin banget. Ayo cerita lagi belum habis ni satu kaset."
Jangan2 bnr dihipnotis Ages.
BalasHapusHehee
Ho....ho....
BalasHapusPa bener keseringan bergaul sma cewk terus bisa suka sma cwek jug, ya??
Ho....ho....
BalasHapusPa bener keseringan bergaul sma cewk terus bisa suka sma cwek jug, ya??
Harusnya dihipnotis saja agar menyukai lawan jenis. Sembuh pastinya hehehe..(^-^)
BalasHapusMembiarkan pembaca menerka2 membuat cerita selanjutnya. Tunggu next cerita ya.
BalasHapusMembiarkan pembaca menerka2 membuat cerita selanjutnya. Tunggu next cerita ya.
BalasHapusUntung di asrama gak cewek semua. ya minimal liat pakcik jamal, si ganteng kalem eeh ahaha
BalasHapus