Mencintai Pekerjaan Bagian Dari Mencintai Keluarga


Bagi kepala keluarga, bekerja adalah bagian dari jihad untuk menghidupi keluarganya. Namun bagi para single lillah juga tak mau kalah. Meskipun status masih single tapi seringkali harus menjadi tulang punggung keluarga. Harus menjaga dapur ibu dan bapak tetap ngebul, periuk nasi ibu dan bapak tetap terisi.

Untuk menjaga itu semua pekerjaan yang sedang kita lakoni harus dijalankan dengan cinta agar hasilnya berkah.

7 Oktober nanti saya genap 9 tahun di Malaysia sebagai TKI. Selama perjalanan 9 tahun berkarir menjadi TKI sudah banyak pengalaman yang saya lalui. Terlebih lagi saat 2008 saat baru menginjakkan kaki di Malaysia, ekonomi dunia terjun bebas. Perusahaan-perusahaan banyak yang gulung tikar, pekerja semua di PHK, ada yang di PHK begitu saja ada pula yang di PHK dengan pesangon. Tak terkecuali perusahaan di Malaysia.

Untung saja perusahaan tempat saya bekerja tidak gulung tikar. Tapi, di perusahaan diadakan libur berjadwal. Kadang seminggu saya hanya bekerja 1 atau 2 hari saja. Selebihnya saya di asramakan. Kerja 1 atau 2 hari jelas mempengaruhi gaji bulanan. Kadang waktu gajian tiba saya mendapatkan gaji Rm200 - Rm250. Dengan gaji segitu saya bisa apa?  Untuk makan saja empot-empotan. Akhirnya saya memutuskan untuk kerja paruh waktu (Part time) saat libur kerja di pabrik.

Untuk mempertahankan perut yang sejengkal saya memberanikan diri memasuki toko-toko baju menanyakan apakah menerima pekerja paruh waktu. Namun hasilnya nihil. Akhirnya ada seorang teman menawarkan kerja di restoran mamak (restoran India Muslim), langsung saya terima. Saat itu saya hanya sebagai tukang cuci piring, karena takut terciduk tim imigrasi. Saat saya menjadi tukang cuci piring sebagian teman-teman saya berencana kabur dari asrama. Namun saya tidak ingin seperti mereka. Karena saya berusaha untuk mencintai pekerjaan yang sudah dijalankan. Dari kerja partime akhirnya kelelahan dan saya harus menginap di ruang VIP rumah sakit Permaisuri Raja Bainun dengan jarum gantung yang melekat di tangan.

Hal ini tidak pernah saya perdengarkan kepada keluarga. Karena membuat mereka, cemas akan meningkatkan stres pada diri sendiri.

Senyuman orang tua bagi saya adalah kelegaan sepanjang usia.

****

Sudah hampir 5 tahun saya bekerja menjadi engineering operator (EO). Selama bekerja menjadi EO kawasan kerja saya mulai melebar, yang dulunya hanya sekedar operator biasa, kini saya banyak bekerja besinggungan dengan dunia engineering, walaupun kadang tetap bekerja menjalankan mesin sebagai operator biasa.

Hari ini saya berada di Filipina bersama tim engineering untuk sebuah misi produk terbaru yang akan kami produksi. Bekerjasama dengan salah satu perusahaan Filipina yang memproduksi barang yang sama dengan pabrik kami. Ini sebuah kesempatan dan hasil dari mencintai pekerjaan. Jika dulu saya ikutan kabur dari asrama dan tidak mencintai pekerjaan yang saya lakoni sudah dipastikan tidak akan pernah merasakan momen seperti ini. Kadang cinta itu tidak selamanya diawali kesenangan, kebahagiaan. Tapi, seringkali cinta akan memberi kejutan.


Report tulisan
Filipina, 28 September 2017
Dalam Mobil jemputan menuju salah satu perusahaan semiconductor

Nb : Tulisan ini diikutkan dalam program one day one post blogger muslimah Indonesia

#bloggermuslimahindonesia #odopokt6

Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

2 Comments

  1. keren banget mbak, masih bisa menulis disaat dalam mobil . :D

    BalasHapus
  2. Kalau inget2 tujuan bekerja adalah utk keluarga isnyaAllah makin semangat ya mbak :D

    BalasHapus