Kartini Perkasa Masa Kini

Gambar by Google 

Tanggal 21 April 1879, di tetapkan sebagai hari lahir Kartini sehingga sampai sekarang tanggal 21 April diperingati hari Kartini. Raden Ajeng Kartini adalah salah satu dari sekian banyak pejuang gerakan reformasi pemikiran, pejuang gerakan emansipasi, dan sekaligus pelopor kebangkitan kaum perempuan . Ketika itu, mindset yang berkembang di masyarakat adalah perempuan hanya sebagai kaum terbelakang yang tidak punya kekuatan untuk maju.

Fenomena Kartini masa kini sangat menakjubkan. Apa maksud menakjubkan? Kartini masa kini tak lagi sama dengan Kartini masa lalu. Kartini masa kini seharusnya bisa belajar dan meneladani perjuangan Kartini. Meskipun sekarang sudah bebas dari patriarki, tetapi masih banyak perempuan yang belum mendapat haknya.

Persoalan kekerasan, trafficking, serta pelecehan seksual didomininasi laki-laki terhadap perempuan era sekarang ini. Dan pada sektor kehidupan perempuan kadang masih harus menanggung kerja ganda. Hasilnya bisa kita lihat bahwa perjuangan perempuan untuk hidup equal (sama) dengan laki-laki masih jauh dari harapan yang di idam-idamkan.

Di Malaysia sendiri banyak perempuan-perempuan yang bekerja di sektor kontruksi sebagai kuli batu. Ada seorang teman yang aku kenal namanya ibu Widya, beliau sudah bekerja hampir 10 tahun di Malaysia, bekerja sebagai kuli batu. Ketika aku temui saat itu, ibu Widya lagi mengaduk semen bercampur pasir. Biasa seorang wanita memiliki tangan yang lemah lembut. Tetapi tidak dengan ibu Widya, meskipun wanita, tangannya lihai sekali mengaduk semen dan pasir, sesekali ia menyeka keringat yang mengalir dari balik jilbabnya. Beliau merupakan ibu dari 3 orang anak yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan anak-anak dan orang tuanya. Sedangkan suaminya sudah ntah lari kemana, saat ia berusaha membantu ekonomi keluarga hingga merantau ke Negeri seberang malah suaminya lari dengan perempuan lain dan membawa tabungan ibu  Widya hasil dari bekerja di Malaysia.

Miris aku yang mendengar cerita bu Widya. Dulu sempat bekerja di pabrik elektronik di Semenanjung Malaysia, karena ekonomi global akhirnya pabrik tempat ia bekerja harus gulung tikar, semua pekerja di pulangkan. Ibu Widya tak ingin pulang, Karena tanggungan kebutuhan keluarganya besar, biaya anak-anaknya juga banyak dan orang tuanya sudah tua. Akhirnya ibu Widya lari dari pabrik, dan hingga sekarang ini harus menjadi TKI illegal. Hal yang paling ditakuti ibu Widya saat operasi imigrasi dan polisi Diraja Malaysia. Jika, sudah terdengar akan ada oprasi dokumen, maka ibu Widya dan teman-teman yang senasib dan tidak punya dokumen lengkap harus pergi ke hutan bahkan tak jarang harus bersembunyi di kubangan lumpur. Semua itu demi cinta dan tanggung jawab terhadap keluarganya. Ia tak ingin kehidupan anak-anaknya sama sepertinya yang hanya mengenyam pendidikan sampai Sekolah menengah. Anak-anaknya harus bisa sekolah lebih tinggi bahkan kalau bisa anak-anaknya harus kuliah, karena baginya pendidikan merupakan kunci untuk bangkit dari keterpurukan.

Ia sangat senang melakukan pekerjaannya sekarang ini. Demi mencapai bintang kesuksesan anak-anaknya di masa depan. Walaupun harus menahan rindu bertahun lamanua. Agar kehidupan yang lebih layak dapat dinikmati anak dan orang tuanya.

Bagikan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

13 Comments

  1. Miris sekali yah Teh dew hiks hiks

    BalasHapus
  2. Iya aa miris bgt. Di sini masih bnyak bu widya yang lain yg nasibnya sma sprti bu widya

    BalasHapus
  3. Iya aa miris bgt. Di sini masih bnyak bu widya yang lain yg nasibnya sma sprti bu widya

    BalasHapus
  4. Semoga anak-anak beliau tak lupa caranya berterimakasih.

    *ngaca

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba semoga ank2nya tau brtrimakasih kpd ibunya

      Hapus
    2. Iya mba semoga ank2nya tau brtrimakasih kpd ibunya

      Hapus
  5. Kok perempuan dibolehkan jadi kuli batu ya mbk Wie.... T_T

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uda illegal, net. Yang pnting bisa kerja walaupun berat

      Hapus
    2. Uda illegal, net. Yang pnting bisa kerja walaupun berat

      Hapus
  6. Semoga bu Widya panjang umur dan sehat selalu.
    Selamat hari Kartini

    BalasHapus